Menko Luhut Diingatkan Tak Jumawa karena Banyak Negara Jatuh setelah Dipuji Bank Dunia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) disarankan jangan langsung bangga dengan pujian Bank Dunia kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pujian dari lembaga pendonor utang, tidak semestinya menjadi bahan untuk berbangga diri.
Pasalnya, dibalik utang dari negara-negara pendonor itu, Indonesia berkewajiban mengembalikannya hingga 50 tahun ke depan. Apalagi, kondisi ekonomi saat ini sangat memprihatinkan.
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengingatkan bahwa banyak negara ataupun pemerintahan yang jatuh setelah dipuji lembaga donor. Indonesia pun pernah mengalami nasib itu.
"Betapa banyak negara atau Menteri Keuangan dipuji oleh lembaga donor lalu jatuh. Indonesia pernah dipuji IMF dan mengikuti saran IMF tahun 1998, lalu tidak lama setelah itu pemerintahanya jatuh," ucap Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (23/6).
Bahkan kata Ubedilah, Bank Dunia pun juga pernah mengakui kesalahannya dalam menilai ekonomi Indonesia pada 1998 lalu. "Hal itu pernah disampaikan oleh Presiden Bank Dunia James D Wolfensohn pada tahun 1998 lalu bahwa Bank Dunia mengakui kesalahannya yang terlalu optimis menilai perekonomian Indonesia," terang Ubedilah.
Dengan demikian, Ubedilah kembali mengingatkan Luhut untuk tetap berhati-hati jika dapat pujian dari lembaga pendonor. "Hal semacam itu juga bisa saja terjadi saat ini. Jadi mestinya Luhut hati-hati dengan pujian di tengah keroposnya ekonomi nasional," pungkasnya. (rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: