Pemerintah Sudah mampu Produksi 50 Ribu PCR Seminggunya

Pemerintah Sudah mampu Produksi 50 Ribu PCR Seminggunya

Pemerintah melalui PT Bio Farma telah memproduksi alat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Kit sekitar 50 ribu dalam seminggu. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Efendy mengatakan hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Dia berharap Bio Farma bisa melipatgandakan produksi RT-PCR hingga 2 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan RT- PCR dalam negeri. Sebagai dukungan dan apresiasi pemerintah, nantinya bekas laboratorium untuk vaksin flu burung dialihfungsikan jadi tempat produksi alat RT-PCR terkait virus Corona (COVID-19).

"Kemarin (21/6), saya berkunjung ke Bio Farma, di sana sudah bisa memproduksi 50 ribu per minggu dan kalau itu bisa dilipatgandakan produksinya sampai bisa dengan 2 juta per bulan, itu bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujar Muhadjir kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/6) kemarin.

Rencana penggunaan laboratorium flu burung telah disetujui Presiden Jokowi dan akan dikoordinasikan dengan sejumlah kementerian terkait. "Bapak Presiden sudah menyetujui dan nanti akan segera diadakan koordinasi antara Menteri BUMN yang membawahi Bio Farma dengan Menteri PUPR, Menteri Kesehatan untuk bagaimana supaya RT-PCR itu bisa diproduksi dalam negeri sehingga kita tidak terlalu tergantung dengan impor," ujar Muhadjir.

Peningkatan kapasitas produksi untuk RT-PCR tersebut memang diperlukan mengingat kebutuhan dalam negeri yang besar. Muhajir mengatakan pemerintah mendukung penuh terhadap upaya Bio Farma.

"Kami mengapresiasi kemampuan Bio Farma yang sudah mampu memproduksi sendiri RT-PCR. Untuk penambahan fasilitas produksi, bisa memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada sekarang, maupun memanfaatkan di tempat lain seperti di Balitbangkes,” kata Muhadjir.

Senada dikatakan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bahwa, saat ini alat PCR sangat diperlukan untuk percepatan penanganan Covid-19. Menkes mendukung alih fungsi laboratorium vaksin flu burung sebagai tempat produksi PCR. Menkes nyatakan siap membantu upaya Bio Farma.

“Kami dari Kemenkes berharap Bio Farma mampu untuk memproduksi RT-PCR hingga 700 ribu kit per bulannya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di Bio Farma, yang saat ini masih berada di bawah Kementerian Kesehatan. Kami siap membantu Bio Farma untuk melakukan upaya percepatan pengalihan fasilitas produksi vaksin flu burung dari Kementerian Kesehatan ke Bio Farma,” kata Terawan.

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, perusahaan BUMN itu, telah memproduksi 140 ribu RT-PCR dan telah dikirim ke seluruh Indonesia. RT-PCR kit merupakan alat uji PCR hasil pengembangan Bio Farma dengan start-up Nusantics yang difasilitas oleh BPPT/Ristek-BRIN.

Saat ini, Bio Farma mampu memproduksi sebanyak 50 ribu kits per minggu dengan menggunakan fasilitas yang sekarang berlokasi di kawasan Bio Farma.

Honesti mengatakan, Bio Farma berencana menaikkan kapasitas produksinya dengan memanfaatkan laboratorium vaksin flu burung. “Apabila fasilitas produksi eks produksi vaksin flu burung dapat difungsikan, Bio Farma diharapkan akan mampu secara rutin memproduksi RT PCR sesuai dengan kebutuhan nasional, yaitu sebanyak 20 ribu kit per hari atau 700 ribu kit per bulan,” kata Honesti.

Sebelumnya pada Sabtu (20/6) kemarin, Menko PMK, Muhadjir Efendy, dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, ditemani Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi Bio Farma dan Rumah Sakit dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Sabtu (20/6) lalu. Kunjungannya sekaligus melihat kesiapan layanan rumah sakit menjelang Adaptasi Kebiasaan Baru. (dal/zul/fin)

Sumber: