John Kei Sempat Bilang Ingin Tobat, Diisukan Mualaf Bahkan Mau Jadi Pendeta

John Kei Sempat Bilang Ingin Tobat, Diisukan Mualaf Bahkan Mau Jadi Pendeta

Penangkapan John Refra Kei atau John Kei atas rentetan peristiwa kriminal pada 21 Juni lalu yang berujung pada penangkapan dirinya membuat nama pria itu kembali ramai dibicarakan.

Setelah hampir 6 tahun dipenjara di Pulau Nusakambangan, terkait kasus pembunuhan, Godfather Jakarta itu sebenarnya tengah menjalani pembebasan bersyarat pada 26 Desember 2019 lalu. 

John Kei bahkan sempat mengutarakan keinginannya untuk bertobat dan menekuni jalan Tuhan saat masih dalam tahanan.

John Kei juga mengajak para pendukungnya untuk bertobat dan beralih profesi serta memulai awal baru.

Kabar tersebut juga menimbulkan isu lain menyertai John Kei, yakni menjadi mualaf.

Namun, ternyata kabar mualaf itu bohong, sesuai pernyataan dari Juru Bicara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Syarpani soal Kei mualaf tak benar.

”Saya juga sudah hubungi kepala seksi pembinaan lapas, Bapak Yohanis Varianto, bahwa kabar itu tidak benar. Bahkan, yang bersangkutan tengah mempelajari ilmu agama untuk menjadi pendeta,” kata Syarpan.

Niat pertobatan John Kei pun gagal, menyusul rentetan peristiwa kriminal yang diduga melibatkan dirinya dan kelompoknya sejak hari Minggu kemarin.

Kini, John Kei dan 24 orang anak buahnya telah diamankan polisi di Bekasi, Jawa Barat, dengan sejumlah bukti senjata tajam.

John Refra Kei merupakan ketua geng preman yang paling ditakuti. Dia mulai dikenal tahun 1995 saat menjadi ketua Angkatan Muda Kei (Amkei).

Pada 2004 silam, tokoh pemuda asal Maluku itu dan kelompoknya mulai mencuri perhatian karena membunuh seorang debt colector bernama Basri Sangaji.

Keduanya memang sering kali terlibat konflik karena persaingan bisnis. Hal itulah yang kemudian menjadi awal pemicu kasus pembunuhan tersebut.

Kasus paling menggegerkan ialah pembunuhan terhadap Direktur PT Sanex Steel Tan Harry Tantono alias Ayung pada 2012 silam.

Akibat perbuatannya tersebut, John Kei dihukum di balik jeruji di Pulau Nusa Kambangan. (mg8/jpnn/ima)

Sumber: