Tunggu Kejutan
Minggu lalu CALT mengumumkan: sudah siap menerima order untuk baterai lithium-ion dengan kekuatan baru: bisa tahan sampai 2 juta kilometer.
Artinya: 5 kali lipat dari kekuatan baterai lithium terkuat sekarang.
Atau setara dengan pemakaian sekitar 20 tahun --kalau sehari dipakai 400 km.
Baterai mobil listrik yang sekarang umumnya akan rusak setelah dilakukan charging 6.000 kali. Kira-kira tiap lima tahun harus diganti --kalau mobilnya dipakai tiap hari.
Hanya saja CALT masih meninggalkan teka-teki: apakah harganya juga lebih murah.
Hampir semua mobil listrik sudah menggunakan CALT --di samping Panasonic, BYD, Samsung dan LG.
Panasonic Sanyo (Jepang) dan BYD (Tiongkok) adalah produsen baterai terbesar pertama dan kedua. Tapi CALT akan bisa menyalip mereka.
BMW saja sudah memesan CALT senilai sekitar Rp 80 triliun. Untuk mobil listrik Mini dan iNext milik BMW. Tesla juga terus memperbesar ordernya.
Kini CALT juga ekspansi ke Eropa: membangun pabrik baterai di Berlin. Juga menjalin kerjasama dengan pabrik mobil listrik di Finlandia: Valmet Automotive. Yang 34 persen sahamnya dimiliki pemerintah Finlandia.
Valmet ini dulunya memproduksi mesin besar untuk pembuatan kertas. Tanyalah para pemilik pabrik kertas: seperti apa mesin buatan Valmet itu. Pastilah jawabnya: terbaik di dunia. Saya pernah ke Valmet dua kali. Untuk membeli mesin itu.
Lalu datanglah ramalan baru: dunia akan tanpa kertas. Valmet pun banting stir. Valmet mengerahkan kekuatannya untuk memproduksi mobil listrik.
Kerja samanya dengan CALT berarti Valmet punya sumber baterai yang handal. Sebab arti sebenarnya dari kerjasama itu adalah: CALT ikut menjadi pemilik Valmet Automotive. Dengan kepemilikan saham 22 persen.
Tidak menyangka Kabupaten Ningde yang dulunya amat miskin berubah: jadi memiliki pabrik baterai terbesar ke-3 di dunia.
Alamnya yang bergunung-gunung telah dimanfaatkan untuk sumber listrik tenaga air-terjun.
Berkat listrik murah itulah muncul industri logam di Ningde.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: