Dugaan Covid-19 Hasil Konspirasi Makin Menguat

Dugaan Covid-19 Hasil Konspirasi Makin Menguat

Dalam peperangan, menyerang musuh dalam keadaan santai akan terasa jauh lebih mudah, karena musuh berada dalam posisi belum mempersiapkan strategi apapun untuk melawan kita yang dipandang sedang dalam kondisi lemah oleh lawan.

”Nah sekarang sudah jelas posisi Cina sengaja melakukan strategi tersebut untuk mendominasi kekuasaan perekonomian dunia, dan melawan Amerika Serikat,” ungkap pria yang cukup akrab dengan beberapa tokoh dari negara komunis itu.

Indonesia, sambung dia jangan sampai terjebak dengan propaganda Cina yang memainkan strategi Playing Victim dengan terus merasa ketakutan dengan Pandemi Covid 19 dan melakukan kebijakan PSBB. Karena itu peraturan pemerintah tentang PSBB harus dicabut segera dan berlakukan new normal.

”Bahaya terhadap sebaran Covid-19 sebuah kewajar. Tapi ini harus dilawan. Kita harus pandai membaca nalar secara jernih. Membaca situasi perang ekonomi Cina dengan Amerika Serikat. Jangan kita yang terkena imbasnya!” pungkas Arief.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Cina Le Yucheng kembali menegaskan bahwa Covid-19 bukan berasal dari laboratorium di Wuhan. Terkait hal itu, dia meminta publik mendengarkan keterangan para ahli dan tak menggunakan teori konspirasi.

Le mengatakan penyingkapan sumber virus corona adalah masalah sains yang serius dan kompleks. Hal itu harus dikaji dan diteliti oleh para ilmuwan serta pakar medis.

”Sesuatu yang aneh sekarang adalah bahwa beberapa tokoh politik, yang diduga ekonom dan intelijen, memberikan laporan sensasional soal sumber Covid-19. Secara luas dikonfirmasi oleh para ahli bahwa Covid-19 bukan dari laboratorium,” ujar Le saat diwawancara NBC yang trasnkripnya diterbitkan Kementerian Luar Negeri Cina

Dia mengatakan 27 ahli profesional telah menyatakan Covid-19 bermula secara natural dan tidak disintesis secara artifisial. Keterangan mereka diterbitkan di Lancet, jurnal medis kredibel. ”Kita perlu mendengarkan para ahli, bukan politisi. Kita perlu menghormati sains dan menahan diri dari menggunakan teori konspirasi,” ujar Le. (fin/zul/ful)

Sumber: