Siap Panas

Siap Panas

Pendemo juga tidak bisa lagi seperti tahun lalu: menginjak-injak bendera Tiongkok, mengolok-oloknya dan membuangnya ke parit.

Atau tetap melakukannya. Dengan risiko masuk penjara.

Setelah UU Anti Penghinaan Simbol Negara itu diputuskan, DPRD langsung harus berdidang lagi: mengubah UUD Hongkong. Untuk memasukkan UU Keamanan Nasional yang baru diputuskan DPR di Beijing itu.

Semua itu, dari segi kepentingan Tiongkok, memang harus disyahkan buru-buru. Sebelum fokus ke persiapan pemilu Hongkong bulan September nanti.

Di Pemilu nanti oposisi diperkirakan akan menang. Tapi itu tidak lagi masalah bagi Tiongkok. Sudah terjamin: Hongkong tidak bisa lagi memisahkan diri.

Bahwa Hongkong mau berbeda dengan Beijing tidak apa-apa. Toh sejak awal sudah disepakati: satu negara dua sistem.

besaran sepanjang tahun lalu memang jelas sekali: mengarah ke kemerdekaan Hongkong. Yang mendapat dukungan Barat.

Kini Tiongkok sudah mengambil risiko: menghadapi yang terburuk di Hongkong.

Juga di Taiwan.

Untuk pertama kali pimpinan puncak Tiongkok tidak lagi menyanyikan lagu lama: mengusahakan penyatuan Taiwan secara damai.

Kata 'secara damai' itu tidak digunakan lagi. Itu terlihat dari pembukaan Sidang Pleno DPR di Beijing Senin lalu.

Di forum itu Perdana Menteri Tiongkok Li Kejiang tegas: mengusahakan penyatuan Taiwan - -tanpa kata secara damai.

Padahal, biasanya, setiap tahun, setiap pembukaan Sidang Pleno seperti itu, kalimat "mengusahakan penyatuan Taiwan" selalu diucapkan dengan tambahan "secara damai".

Tiongkok melihat Taiwan sudah di batas lepas. Itu terlihat dari pernyataan Menlu Amerika Serikat Michael Pompeo.

Maka dalam hal Taiwan, Tiongkok juga sudah siap dengan risiko terburuk. Apalagi kapal perang Amerika sudah sering berada di Taiwan --seperti sudah siap membentengi Taiwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: