Dalami Penyebab Kematian Pelajar di Brebes, Polres Amankan Dokumen Penting

Dalami Penyebab Kematian Pelajar di Brebes, Polres Amankan Dokumen Penting

Proses penyelidikan meninggalnya ARF seorang pelajar di Brebes dipastikan masih berjalan.(istimewa)--

“Perkara ini tetap lanjut. Kita tetap melakukan penyelidikan dan investigasi sesuai SOP. Setiap laporan masyarakat akan kami proses sampai terang apa sebenarnya yang terjadi,” katanya.

“Dari pemeriksaan saksi, memang ditemukan adanya kontak fisik dengan beberapa rekan korban. Namun Hal tersebut masih terus kami dalami,” ungkapnya.

BACA JUGA: Satu Pelajar Tenggelam di Sungai saat Ngonten Ditemukan

BACA JUGA: Terkendala Pencahayaan, Pencarian Pelajar di Tegal yang Tenggelam Saat Ngonten Dilanjutkan Besok

Dan saat ini, lanjutnya, pihaknya masih melakukan klasifikasi saksi tambahan untuk memastikan apakah terdapat unsur kekerasan yang berpotensi menyebabkan luka atau berdampak pada kondisi kesehatan korban.

“Kami masih mendalami, memeriksa saksi-saksi lain, dan mempelajari kemungkinan langkah lanjutan. Semua akan kami lakukan secara profesional agar peristiwa ini menjadi terang,” pungkasnya.

Sebelumnya, ditemui Radar Tegal Grup, Sabtu 13 Desember 2025 lalu Siti Royanah menceritakan anak kesayangannya yang sempat duduk di bangku kelas VII di MTs di wilayah Kecamatan Larangan menjadi korban perundungan. Semasa hidup, Azka Rizki Fadholi dikenal penurut dengan orang tua. 

Tiga bulan berlalu sejak kepergian buah hatinya pada Selasa 12 Agustus 2025 lalu. Lebih dari sepekan dari kematian anaknya, Siti pun akhirnya memutuskan melaporkan kasus dugaan perundungan ini kepada Unit PPA Satreskrim Polres Brebes.

Awalnya, Siti ditakut-takuti oleh sejumlah pihak agar tidak melaporkan kasus tersebut. Siti Royanah bercerita, dirinya tidak menyangka saat pulang sekolah saat itu anaknya mengeluh tak enak badan.

Keluhan ini adalah awal dari dugaan bullying yang dilakulan oleh teman sekolahnya di MTs Miftahul Ulum Rengaspendawa Larangan. 

Jumat 8 Agustus 2025, saat pulang sekolah anaknya tak ceria seperti biasanya. Saat itu, anaknya langsung masuk ke kamar dan murung.

Saat waktu Salat Jumat tiba, seperti biasanya Pakde-nya menghampiri untuk mengajak berangkat bersama. 

Siti pun langsung memerintahkan anaknya untuk berangkat, namun korban mengeluhkan tak enak badan.

"Kepala saya sakit bu, nggak kuat buat bangun," ujar siti mengulangi percakapan bersama anaknya. 

Keesokan harinya Sabtu 9 Agustus 2025 anaknya memaksakan diri untuk berangkat sekolah, namun Siti menaruh rasa curiga karena kaos kaki anaknya kotor seperti bekas terperosok ke lumpur.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: