5 Kuliner Khas Solo yang Cocok untuk Makan Siang, Paling Dicari Wisatawan

Uniknya, nasi liwet biasanya disajikan dengan daun pisang sebagai alasnya, sehingga aromanya semakin harum. Warung Nasi Liwet Wongso Lemu menjadi salah satu tempat paling terkenal, bahkan selalu ramai pembeli setiap harinya.

4. Sate Kere

Bagi pecinta sate, Solo punya varian unik bernama Sate Kere. Berbeda dari sate pada umumnya, sate ini menggunakan bahan dasar tempe gembus atau jeroan sapi. Dulu, makanan ini muncul sebagai alternatif sate daging bagi masyarakat yang ekonominya terbatas.

BACA JUGA:Bukan Hanya Pemandangan, Ini 3 Kuliner Guci Tegal yang Bikin Ketagihan

BACA JUGA:12 Kuliner Khas Pekalongan yang Menggugah Selera, Dijamin Bikin Ketagihan

Namun kini, sate kere justru menjadi kuliner populer karena keunikannya dan cita rasa yang khas. Disajikan dengan bumbu kacang gurih serta lontong atau nasi, sate kere sering ditemukan di sekitar kawasan Sriwedari dan pasar tradisional di Solo.

5. Tengkleng Solo

Tengkleng adalah salah satu kuliner ikonik Solo yang berbahan dasar tulang kambing dengan sedikit daging menempel. Kuahnya bening, kaya rempah, dan sering disajikan di atas pincuk daun pisang yang menambah kelezatan.

Meskipun terlihat sederhana, rasanya sangat gurih dan membuat ketagihan. Beberapa tempat legendaris untuk menikmati tengkleng adalah Tengkleng Klewer Bu Edi dan Tengkleng Pak Manto yang sudah terkenal hingga luar kota.

Kuliner untuk Makan Siang di Solo

Dengan ragam kuliner khas yang beragam, Solo memang layak disebut sebagai salah satu destinasi kuliner terbaik di Indonesia.

BACA JUGA:4 Restoran di Pekalongan dengan Sajian Autentik, Cocok untuk Wisata Kuliner

BACA JUGA:Wisata Kuliner di Purbalingga yang Murah? Ini 6 Rekomendasi Tempatnya

Mulai dari Selat Solo yang bernuansa Eropa, Timlo yang hangat, Nasi Liwet tradisional, Sate Kere unik, hingga Tengkleng yang kaya rempah—semua bisa jadi pilihan makan siang yang nikmat dan penuh pengalaman rasa.

Bagi wisatawan, mencoba kuliner khas Solo tidak hanya soal menikmati makanan, tetapi juga memahami sejarah panjang dan budaya yang terkandung di dalamnya.

Sumber: