Mengenal Tradisi Ruwatan khas Warga Lereng Gunung Lawu

Mengenal Tradisi Ruwatan khas Warga Lereng Gunung Lawu

Makna dan prosesi tradisi Ruwatan khas lereng Gunung Lawu, ritual Jawa kuno yang penuh simbol penyucian diri.-(Ilustrasi foto: YouTube/Sanggar Wayang Gogon TV)-

radartegal.com - Tradisi Ruwatan khas warga lereng Gunung Lawu merupakan salah satu ritual Jawa kuno yang telah diwariskan secara turun-temurun. 

Kata ruwat dalam bahasa Jawa berarti lepas atau terlepas, yang menggambarkan tujuan utama dari ritual ini, yaitu membebaskan seseorang dari kutukan, kesialan, atau malapetaka yang diyakini dapat mengganggu hidupnya.

Dalam konteks spiritual, ruwatan adalah bentuk permohonan kepada Tuhan agar seseorang terbebas dari bahaya, memperoleh ampunan dosa, dan kembali menjalani hidup dengan tenteram.

Ritual tradisi ruwatan ini memiliki makna yang sangat mendalam, karena tidak hanya berfokus pada keselamatan fisik, tetapi juga pada pembersihan batin. 

BACA JUGA: Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Makna Tradisi Unik Sedekah Laut di Pantai Utara Batang

BACA JUGA: 12 Nama Desa Unik di Tegal yang Sarat Makna dan Budaya Lokal

Filosofi yang terkandung di dalamnya mengajarkan manusia untuk selalu berserah diri, memohon perlindungan Ilahi, serta membersihkan hati dari energi negatif yang bisa menghalangi ketenangan hidup.

Prosesi Upacara Ruwatan di Lereng Gunung Lawu

Pelaksanaan ruwatan biasanya disertai dengan pagelaran wayang kulit yang membawakan lakon-lakon khusus seperti Murwakala dan Sudamala.

Kedua lakon ini memiliki pesan pembebasan dari bahaya dan kesialan. Pagelaran wayang dipimpin oleh dalang yang sekaligus memimpin doa dan prosesi spiritual.

Selain wayang kulit, upacara ruwatan melibatkan:

  • Sesajen yang disiapkan sebagai simbol penghormatan dan doa.
  • Doa bersama memohon perlindungan Tuhan.
  • Siraman air suci yang telah didoakan untuk membersihkan diri.
  • Pemotongan rambut sebagai simbol melepaskan energi buruk dan memulai hidup baru.

BACA JUGA: 5 Warisan Budaya Pekalongan yang Mulai Terlupakan, Kota Batik Butuh Regenerasi?

BACA JUGA: 7 Monumen Ikonik di Tegal yang Menyimpan Nilai Sejarah dan Budaya Lokal

Di beberapa kesempatan, prosesi juga dilakukan di tempat-tempat suci seperti Candi Sukuh dan Candi Cetho, yang terletak di lereng Gunung Lawu.

Kedua candi ini dianggap memiliki kekuatan spiritual tinggi yang mampu mendukung tujuan pembersihan diri dalam ruwatan.

Siapa yang Membutuhkan Ruwatan?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: