Bukan Camilan, 2 Oleh-oleh khas Tegal Ini Justru Sarat Makna Budaya

Radartegal.com - Jika biasanya oleh-oleh khas Tegal identik dengan makanan ringan atau camilan, oleh-oleh yang satu ini justru menawarkan sesuatu yang tidak didapatkan di daerah lain. 

Dua oleh-oleh khas Tegal dari kota di pesisir utara Jawa Tengah ini menyimpan nilai sejarah, filosofi hidup, hingga identitas budaya masyarakatnya. 

Bukan buah tangan biasa, oleh-oleh khas Tegal ini sangat erat sekali dalam budaya Tegal yang masih terjaga sampai sekarang, apa saja bendanya?

Berikut Radartegal.com akan membahas oleh-oleh khas Tegal yang sangat otentik yang hanya di temukan di daerah ini. Simak penjelasan lebih lanjut di artikel berikut ini.

BACA JUGA: Es Lontrong khas Slawi, Minuman Legendaris yang Bisa Dibuat Sendiri di Rumah

BACA JUGA: 8 Oleh-oleh khas Pemalang yang Wajib Dibawa Pulang, Lezat dan Penuh Cita Rasa Tradisional

Oleh-oleh khas Tegal

Teh Poci

-(Foto: Youtube Nicholas William)-

Teh Poci bukan hanya ikon kuliner minuman khas Tegal, tetapi juga menjadi representasi dari cara pandang hidup masyarakat setempat.

Diseduh dalam poci dan cangkir berbahan tanah liat, teh ini biasanya menggunakan teh melati berkualitas tinggi dan disajikan bersama gula batu. Namun yang menarik bukan hanya bahan dan penyajiannya, melainkan makna di balik cara meminumnya.

Dalam tradisi Tegal, gula batu tidak dicampurkan ke dalam poci atau larutkan sebelumnya. Sebaliknya, ia diletakkan di dasar cangkir, kemudian disiram dengan teh panas dari poci.

Filosofi yang terkandung di balik cara ini adalah simbol dari kehidupan rasa pahit (atau dalam bahasa Jawa: “sepet”) di awal akan berubah menjadi manis jika dijalani dengan sabar dan ketulusan. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun dan masih dijaga hingga hari ini.

BACA JUGA: Mau Belanja Oleh-oleh Khas Tegal? Begini Tips Beli dan Rekomendasinya

BACA JUGA: Cocok Dijadikan Oleh-oleh, 6 Kerajinan khas Semarang Ini Wajib Anda Beli

Keunikan lain terletak pada penggunaan poci dan cangkir tanah liat yang bagian dalamnya tidak dicuci, hanya dibilas dengan air panas.

Hal ini dipercaya mampu menjaga aroma khas dan mempertahankan rasa teh yang semakin kaya dari waktu ke waktu. Teh poci biasanya disajikan di pagi hari sebagai teman sarapan atau saat berkumpul dengan keluarga di sore hari.

Sumber: