Perempuan di Pemalang Derita Penyakit Aneh Sejak Lahir, Wajahnya Dipenuhi Jaringan Menyerupai Akar

Perempuan di Pemalang Derita Penyakit Aneh Sejak Lahir, Wajahnya Dipenuhi Jaringan Menyerupai Akar

Perempuan di Pemalang menderita penyakit aneh sejak lahir--

PETARUKAN, radartegal.com - Di Desa Pegundan, Kecamatan PETARUKAN, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, terukir sebuah kisah memilukan yang menggugah nurani. Kisah tersebut berasah dari seorang perempuan dari RT 004/RW 003.

Dia adalah Kholipah yang menjalani hidup jauh dari kata biasa. Sejak dilahirkan, wajahnya telah ditumbuhi semacam jaringan menyerupai akar, menjadikan penampilannya berbeda dan sering kali mengundang lirih simpati dari siapa pun yang memandang.

Menurut Sutrisno, Kepala Desa Pegundan, penyakit yang diderita telah ada sejak hari pertama Kholipah lahir, sudah tumbuh akar di badan.

"Kholipah mengalami sakit dari lahir, tumbuh akar di badan," kata Sutrisno melalui pesan WhatsApp, Minggu 29 Juni 2025.

BACA JUGA: Bocah 13 Tahun di Tegal yang Awalnya Dianggap Lumpuh Layu Ternyata Didiagnosa TB Tulang Belakang

BACA JUGA: Bocah 13 Tahun di Kota Tegal Derita Lumpuh Layu sejak Usia 5 Bulan

Berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, telah berupaya menjangkau harapan dengan tangan penuh kepedulian. Berbagai pengobatan juga telah dijalani, termasuk operasi besar di RS Kariadi Semarang selama dua tahun, dari 2016 hingga 2017.

Bantuan datang silih berganti, bahkan ada seorang dermawan dari Jakarta yang siap menanggung seluruh biaya hingga Kholipah pulih total.

Kholipah pun sempat menjalani pengobatan. Namun, takdir seolah berkata lain, Kholipah memutuskan untuk menghentikan pengobatannya.

"Seiring perjalanan waktu, pasien sudah tidak mau berobat ke Semarang," ujarnya dengan penuh rasa prihatin.

BACA JUGA: Satu Anak di Brebes Menderita Hydrosefalus,Pemkab Beri Perhatian

BACA JUGA: Tak Punya Rumah, Hidup Djunaedi, Penderita Glaukoma di Tegal, Memprihatinkan

Alasan di balik keputusan itu Kholipah tak pernah menjelaskan secara gamblang. Apakah lelah yang menumpuk, trauma berkepanjangan, atau keinginan untuk pasrah kepada yang maha kuasa?

"Kholipah sendiri tidak pernah memberikan alasan kenapa menghentikan pengobatannya," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: