Mitos Warga di Kuningan Dilarang Makan Gambas, Apa Akibatnya
Mitos dilarang makan gambas di Kuningan-freepik-
Memang tidak ada penjelasan ilmiah yang bisa menjelaskan mitos tersebut. Tidak ada yang membuktikan bahwa sayuran tersebut bisa membawa kesialan.
Namun, mitos sudah terlanjur berakar di masyarakat lokal terutama di kalangan yang lebih tua atau di daerah pedesaan. Cerita ini bisa jadi salah satu contoh sejarah lokal dan cerita rakyat membentuk kepercayaan turun temurun.
Siapa Pangeran Arya Kemuning?
Mitos dilarang makan gambas di Kuningan sudah diwariskan terus dari masa ke masa. Hal ini lama-lama menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari identitas budaya daerah setempat.
BACA JUGA: Mitos Pesugihan Gunung Kawi, Ada Harga yang Harus Dibayar?
BACA JUGA: 6 Tempat Wisata Terkenal yang Mitosnya Bisa Bikin Putus Cinta
Terlepas benar atau tidaknya soal larangan tersebut, Pangeran Arya Kemuning memang merupakan tokoh penting saat itu khususnya di Kuningan. Apalagi ia memimpin pasukan di usia belia yaitu 17 tahun, serta merupakan tokoh penyebar agama Islam di kaki Gunung Ciremai.
Adapun peninggalan dari pangeran yang paling terkenal, yaitu Pemandian Kuda Si Windu yang berada di Desa Winduhaji, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan dan petilasan dari Pangeran Arya Kemuning.
Petilasan tersebut digunakan pangeran untuk semedi, sembari memantau perkembangan Islam yang dikembangkan kepada masyarakat di bawah kaki Gunung Ciremai. Untuk lokasi tepatnya, petilasan tersebut ada di di Desa Pejambon, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan.
Penutup
Asal mula mitos makan gambas di Kuningan ini memang unik. Jika biasanya mitos-mitos yang ada di Indonesia dikaitkan dengan hal mistis, mitos oyong ini dikaitkan sebagai bentuk hormat kepada Pangeran Arya Kemuning.
Meski memang tidak dapat dibuktikan relasi antara gambas dengan kesialan atau nasib buruk, masyarakat tetap menjaga bentuk hormat tersebut berdasarkan cerita rakyat yang sudah turun temurun. Demikian seputar mitos dilarang makan gambas di Kuningan, apakah Anda pernah dengar?
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



