SLAWI, radartegal.com - Kabupaten Tegal kembali sabet penghargaan di ajang Innovative Government Award (IGA) Tahun 2025. Predikat Sangat Inovatif berhasil dipertahankan dengan capaian indeks inovasi daerah sebesar 77,59.
Pada ajang IGA 2025, Kabupaten Tegal menduduki peringkat ke-33 nasional untuk kategori kabupaten se-Indonesia. Penghargaan bergengsi yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri melalui Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) tersebut diserahkan langsung kepada Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta.
Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Tegal, Muhammad Faried Wajdy mengungkapkan, capaian ini merupakan buah dari konsistensi dan kerja kolektif seluruh perangkat daerah dalam membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
“Selama tiga tahun terakhir, kinerja inovasi Kabupaten Tegal menunjukkan tren yang sangat positif. Tidak hanya dari sisi jumlah inovasi, tetapi juga dari kualitas dan tingkat kematangan inovasi yang dikembangkan,” ungkap Faried.
BACA JUGA:Dapat Bantuan Modal, Kantin Sekolah di Kabupaten Tegal Diberdayakan BAZNAS
Inovasi Kabupaten Tegal
Faried membeberkan, pada tahun 2023, Kabupaten Tegal mengirimkan 157 inovasi, dengan 129 inovasi diterima Kemendagri.
Saat itu, nilai rata-rata kematangan inovasi berada di angka 52,04 dengan indeks inovasi daerah 60,3.
Kemudian pada tahun 2024, meskipun jumlah inovasi yang dikirimkan menurun menjadi 89 inovasi, seluruhnya diterima Kemendagri.
Menariknya, kualitas inovasi justru melonjak signifikan, ditandai dengan nilai kematangan rata-rata mencapai 79,69 dan indeks inovasi daerah naik menjadi 67,8.
BACA JUGA:Tingkatkan Akses Pendidikan dan Pelatihan, Pemkab Tegal Perkuat Ekosistem Inklusif
BACA JUGA:Libur Nataru, Pertamina Jamin Stok BBM-Elpiji di Tegal Raya Aman
“Puncaknya terjadi di tahun 2025 ini. Jumlah inovasi kembali meningkat menjadi 139 inovasi, dan 137 diantaranya diterima Kemendagri. Rata-rata nilai kematangan inovasi melonjak tajam hingga 90,91, yang berkontribusi langsung terhadap kenaikan indeks inovasi daerah menjadi 77,59,” jelas Faried.
Menurutnya, eskalasi tersebut menjadi bukti bahwa Kabupaten Tegal tidak sekadar mengejar kuantitas inovasi, tetapi juga serius dalam memperkuat kualitas, dampak, dan keberlanjutan inovasi yang dihasilkan perangkat daerah.
“Ke depan, fokus pengembangan inovasi diarahkan pada isu-isu strategis daerah, seperti peningkatan pelayanan dasar, pengentasan kemiskinan, penguatan daya saing ekonomi lokal, serta ketahanan dan keberlanjutan lingkungan,” imbuhnya.