JAKARTA, radartegal.com -- Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) dan Kementerian Koperasi RI (Kemenkop) bersinergi. Itu, dilakukan untuk mewujudkan koperasi pekerja migran sebagai instrumen keberlanjutan kerja bagi para purna migran.
KemenP2MI dan Kemenkop sebelumnya telah penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Rencananya, itu akan ditingkatkan melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang lebih operasional.
Menurut Menteri P2MI Mukhtarudin, pentingnya sinergi antar-kementerian untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja migran pasca-penempatan. Pihaknya mendorong terbentuknya koperasi.
"Sinergitas ini penting, artinya dengan Kementerian Koperasi, tentu kita mendorong terbentuknya koperasi pekerja migran sesuai dengan harapan Kemenkop saat ini,” ujar Mukhtarudin.
BACA JUGA: Dukung Asta Cita Prabowo untuk Perlindungan Pekerja Migran, Mukhtarudin Gandeng Perpukadesi
BACA JUGA: Kirim Pekerja Migran ke Negara Moratorium, Kementerian P2MI Segel PT Alfa Nusantara Perdana
Menteri Mukhtarudin mengatakan MoU telah selesai. Kini tinggal meningkatkan kerja sama melalui perjanjian kerjasama.
“Tingkatan berikutnya adalah PKS agar lebih konkret di lapangan,” tutur Menteri Mukhtarudin.
Selain itu, kata Mukhtarudin, salah satu fokus utama dari pemerintahan Prabowo adalah program Koperasi Desa kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang ditargetkan mencapai 81 ribu unit di seluruh Indonesia. Program tersebut, harus terintegrasi dengan 23 BP3MI (Balai Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) yang akan menjadi pusat pelatihan dan pendampingan para pekerja migran di daerah.
"MoU dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk program Desa Migran Emas, yang saat ini menunggu payung hukum," terangnya.
BACA JUGA: Fatwa MUI soal JKK dan JKM, Buka Jalan Perlindungan Syariah Pekerja Rentan di Tegal dan Brebes
Selain itu, imbuh Kementerian P2MI, saat ini pihaknya juga fokus pada pemberdayaan purna migran melalui literasi keuangan bagi keluarga di tanah air.
"Kami mohon dukungan dan siap bekerja sama dalam sosialisasi serta edukasi. Karena pekerja migran purna ini memiliki keunggulan kompetitif yakni skill, pengalaman, dan kemampuan bahasa," pungkas Menteri P2MI Mukhtarudin.
Menteri Koperasi RI Ferry Juliantono menyoroti fenomena umum di kalangan purna migran. Menurutnya, secara umum, setelah pulang dari negara penempatan, mereka kembali ke daerah masing-masing dan ‘turun pangkat’ lagi dan uangnya tidak tahu mau dikemanakan.