Ada beberapa versi terkenal tentang sosok penjaga kesuburan Gunung Merapi ini. Beberapa yang sering terdengar seperti :
1. Versi Anak yang Menginginkan Kebun Subur
Ada versi yang menyebutkan bahwa sebelum meninggal, Nyai ini hidup dengan anak perempuan tunggalnya yang sangat ingin memiliki kebun yang subur. Sayangnya, tanah tempat tinggalnya gersang, sehingga Nyai mengadakan sayembara.
Ia membuat sayembara agar siapapun yang bisa mendatangkan air untuk menyuburkan tanah, akan mendapatkan kedekatan khusus dengan anaknya. Ki Ageng Sukuh berhasil memenuhi syarat ini, namun lamarannya ditolak oleh Nyai Gadung, karena Ki Ageng Sukuh dianggap sudah tua.
BACA JUGA: 4 Mitos di Pura Goa Lawah Terkenal, Konon Dijaga Naga Basuki
BACA JUGA: Mitos Pulau Satonda Konon Terkutuk dan Tak Boleh Ditempati
Ki Ageng Sukuh yang murka kemudian mengutuknya menjadi arca yang konon dapat ditemukan di Desa Sukuh. Meskipun demikian, warga masih percaya bahwa Nyai Gadung Melati tetap berada di sekitar Merapi. Disinilah dikaitkan dengan mitos Nyai Gadung Melati sebagai penjaga kesuburan gunung.
2. Versi Pengikut Pangeran Diponegoro
Cerita lain ada yang menyebutkan bahwa Nyai dikaitkan dengan salah satu pengikut Pangeran Diponegoro, yang masih kerabat kerajaan Majapahit keturunan Batoro Kathong. Setelah Perang Diponegoro, beliau melarikan diri ke timur hingga sampai di hutan pegunungan Kendeng.
3. Versi Pertempuran dengan Nyi Nitisari
Di beberapa daerah seperti Wonosari, ada cerita tari kolosal "Wilujengan Gadhung Mlaten" yang menceritakan tentang Nyai Gadung Melati sebagai penjaga Alas Nongko Doyong yang angker. Ki Demang Wono Pawiro diceritakan ingin membabat alas tersebut, namun harus meminta bantuan Nyi Nitisari untuk melawan Nyai Gadung Melati. Akhirnya, Nyai Gadung Melati memperbolehkan alas dibabat dengan beberapa syarat.
Itulah mitos dan legenda sosok Nyai Gadung Melati yang dipercaya sebagai penjaga kesuburan, hingga pemimpin makhluk halus di Gunung Merapi. Anda pernah dengar?