radartegal.com - Kota Tegal, yang kaya akan sejarah dan budaya luar biasa indahnya. Namun, tak disangka, kota yang dijuluki Kota Bahari ini ternyata menyimpan banyak tempat angker peninggalan Belanda dan penuh misteri.
Banyak di antaranya merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda yang hingga kini masih menyimpan misteri dan cerita mistis. Seperti halnya kota-kota besar lainnya, Tegal juga memiliki sejumlah bangunan yang dikenal sebagai tempat angker peninggalan Belanda.
Berikut ini kami akan membagikan tiga tempat angker peninggalan Belanda di Tegal yang dapat Anda ketahui. Yuk, simak artikel Radartegal di bawah ini dengan seksama, ya!
BACA JUGA:3 Jenis Wisata di Tegal untuk Budget Terbatas tapi Tetap Seru
BACA JUGA:4 Desa Wisata di Tegal yang Masih Asri, Menarik buat Dikunjungi
3 Tempat angker peninggalan Belanda di Tegal
1. Pabrik Gula Pangkah
Belanda membangun Pabrik Gula Asembagus di Jawa bagian Timur, Pabrik Gula Madukismo di Jawa bagian selatan, juga Pabrik Gula Pangkah di Jawa Bagian Utara. Pabrik Gula Pangkah terletak di Desa Pangkah, Kabupaten Tegal. Pabrik ini berdiri sejak 1832 dan dinasionalisasi melalui BUMN PTPN IX.
Saking seremnya, Pabrik Gula Pangkah sempat masuk acara uji nyali di salah satu stasiun televisi swasta. Sosok yang paling sering muncul adalah noni-noni Belanda dengan wajah yang hancur.
Dalam perjalanannya Pabrik Gula Pangkah berhenti beroperasi pada 2019 silam. Kini halaman pabrik gula yang luas sering digunakan sebagai tempat pasar malam. Dahulu kala, pasar malam di Pabrik Gula Pangkah digelar sebagai selamatan setiap menjelang musim giling.
BACA JUGA: 5 Alasan Tegal Jadi Salah Satu Destinasi Favorit di Jawa Tengah
BACA JUGA: 5 Kisah Mistis Mitos Tegal yang Terkenal, Urban Legend yang Masih Dipercaya Hingga Saat Ini
2. Pabrik Tekstil Texin
Texin merupakan singkatan dari dari Textil Indonesia. Terletak di Jalan Pala Raya, Mejasem, Tegal. Pabrik Tekstil Texin memiliki sejarah yang cukup panjang.
Berdiri sejak 1936 dengan nama asli NV Java Textiel Maalschappij (JTM), Pabrik ini sempat berjaya dan menjadi salah satu pabrik tekstil terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Tepat di depan Pabrik Texin, terdapat perumahan dinas. Deretan rumah dinas tersebut kini sudah tidak berpenghuni dan terkesan tidak terawat.
Rumah dinas yang memiliki gaya arsitektur khas Belanda tersebut kini terlihat usang dan banyak ditumbuhi tanaman liar hingga membuat merinding siapapun yang melihatnya.