Puncak Bonus Demografi Diprediksi Tahun 2030, Keuntungan Sekaligus Bumerang

Sabtu 16-11-2024,11:50 WIB
Reporter : Khikmah Wati
Editor : Khikmah Wati

SURADADI, radartegal.com- Tahun 2030 mendatang diprediksi akan menjadi waktu  fenomena bonus demografi mencapai puncak. Hal ini bisa menjadi satu keuntungan bagi bangsa Indonesia sekaligus bumerang. 

Disebut keuntungan karena Indonesia akan memiliki sumber daya produktif dalam jumlah besar. Namun, menjadi bumerang apabila fenomena bonus demografi ini tidak ditangani dengan baik.

"Bonus demografi tidak akan menjadi bonus kalau kualitas penduduknya belum mumpuni, produktivitasnya rendah, kompetensinya tidak memadai, kecerdasannya rendah dan kesehatannya tidak prima," ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud saat upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 Tingkat Kabupaten Tegal Tahun 2024 yang dipusatkan di halaman Rusunawa RSUD Suradadi, Selasa, 12 November 2024.

Bonus demografi merupakan fenomena langka yang mungkin hanya terjadi sekali dalam peradaban manusia di sebuah negara ketika jumlah penduduk usia produktif (15–64 tahun) lebih besar dari jumlah penduduk usia nonproduktif (65 tahun ke atas). 

BACA JUGA: Bonus Demografi Mulai, Disperintramsnaker Kabupaten Tegal Susun Dokumen Rencana Tenaga Kerja Daerah

BACA JUGA: Anak Muda Usia Produktif, dr. Dhito : Bonus atau Beban Demografi?

Sehingga peringatan HKN tahun ini sekaligus menjadi momentum untuk mendukung terwujudnya visi Indonesia Emas 2045, salah satunya membuka akses layanan kesehatan yang inklusif dan berkualitas.

Produktivitas tenaga kerja Indonesia tahun 2023 menempati peringkat ke-5 di antara negara anggota ASEAN, tepatnya di bawah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. 

Namun, di skala global produktivitas Indonesia tergolong rendah, hanya masuk peringkat ke-111 dari 189 negara. Sehingga perlu upaya keras untuk meningkatkan kompetensi, daya saing sumber daya manusia dan mengatasi masalah pengangguran.

Sementara dari aspek kesehatan, pihaknya berkomitmen mengoptimalkan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat hingga ke pelosok desa dengan sasaran menurunkan angka kasus tuberkulosis (TB) dan gizi buruk atau stunting.

BACA JUGA: Hadapi Bonus Demografi, Ganjar Bilang Pendidikan Jadi Kunci Keberhasilan Indonesia

BACA JUGA: Bonus Demografi Bisa Jadi Berkah Sekaligus Ancaman bagi Indonesia

“Targetnya kemiskinan, terutama miskin ekstrem, kemudian kasus TB dan stunting nol dalam kurun waktu lima tahun ke depan,” ucap Amir.

Dia mengungkapkan, angka stunting Kabupaten Tegal berdasarkan jumlah bayi yang ditimbang di Posyandu bulan September 2024 lalu mencapai 16,63 persen dengan tingkat partisipasi 96,1 persen.

Kategori :