Sedimentasi yang terjadi di muara ini semakin memprihatinkan sejak breakwater atau bangunan pemecah gelombang di sisi barat yang sejajar dengan sungai terputus dan mengalami kerusakan parah.
Akibatnya gelombang laut dengan mudah masuk ke mulut sungai yang dengan energi besarnya membawa serta pasir.
BACA JUGA: Jadi Ritual Tolak Bala, Nelayan di Pesisir Pantai Losari Brebes Gelar Sedekah Laut
Usai melaut, puluhan perahu nelayan terpaksa harus menunggu giliran saat akan memasuki aliran Sungai Cenang untuk bersandar di sekitaran TPI Suradadi yang berjarak 200-300 meter dari bibir muara.
“Sangat miris melihat kawan-kawan nelayan ini harus mendorong perahunya satu per satu bergiliran dari bibir muara sampai ke TPI untuk menyandarkan perahunya. Selain melelahkan, waktu yang dihabiskannya untuk bersandar bisa tiga sampai empat jam,” kata Joko.
Terkait permasalahan ini, pihaknya akan berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah selaku institusi yang berwenang agar segera dilakukan pengerukan atau normalisasi sungai.
Selain normalisasi, perbaikan breakwater di kedua sisi muara juga diusulkan mengingat usianya sudah mencapai 15 tahun sejak awal dibangun.
BACA JUGA: Tak Tinggalkan Kearifan Lokal, Nelayan di Tegal Diajari Mencari Ikan dengan Aplikasi
BACA JUGA: Harga Ikan di Pantura Jawa Anjlok, Beban Nelayan di Kota Tegal Makin Berat
Selain akan melandaikan gelombang laut sehingga perahu nelayan dapat berlabuh dengan tenang juga meminimalisir terjadinya sedimentasi sehingga kedalaman muara sungai tetap terjaga.