PANGKAH, radartegal.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Desa Penujah Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal diprediksi membludak di tahun 2030.
Karenanya, masyarakat Kabupaten Tegal diminta bisa mengelola sampah sendiri.
Mulai dari rumah tangga (RT), sekolah, pasar, industri hingga tempat pariwisata.
Minimal, dapat mengelola sampah 70 persen. Sedangkan yang 30 persen, dibuang di TPA Penujah.
"Kondisi TPA Penujah saat ini memang sudah baik. Sudah ada alat penangkap gas metan. Tapi masyarakat harus tetap waspada jangan sampai TPA penuh," ungkap Leader World Cleanup Day (WCD) Tegal Miswarudin, saat menggelar Festival Desa Merdeka Sampah, di Taman Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, Minggu, 29 September 2024.
BACA JUGA: Pj. Walkota Tegal Ajak Masyarakat Tidak Memproduksi Sampah Secara Berlebihan
BACA JUGA: Sisa Bakaran Sampah, Diduga Picu Kebakaran Lahan di Dekat Tanggul Kali Pemali Brebes
Untuk menanggulangi hal itu, berbagai langkah dilakukan masyarakat Kabupaten Tegal.
Salah satunya Festival Desa Merdeka Sampah.
"Kegiatan ini diikuti dari dunia pendidikan. Termasuk sekolah adiwiyata dan calon adiwiyata," kata dia.
Dia mengaku telah melibatkan 5000 relawan pengelola sampah.
BACA JUGA: Volume Sampah di Kabupaten Tegal 670 Ton per Hari, 62,28 persen Belum Terkelola
BACA JUGA: Jadi 400 Ton per Hari, Volume Sampah ke TPA Penujah Kabupaten Tegal Terus Berkurang
Terhitung sejak 19-29 September 2024, relawan yang tergabung di WCD ini berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 10 ton.
Sampah organik dan anorganik itu, sebagian dikelola oleh bank sampah.