Sedangkan pada September disebut sebagai Autumnal Equinox.
Ketika fenomena Equinox terjadi, matahari akan terbit dari Timur dan terbenam di Barat.
Sehingga posisi matahari tidak condong ke Utara maupun Selatan, namun berada tepat di garis khatulistiwa.
BACA JUGA: Pemkab Brebes Gandeng BRIN, Lakukan Riset dan Inovasi
BRIN bantah fenomena Equinox dapat sebabkan suhu panas
Thomas Djamaluddin selaku Profesor Riset Astronomoi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membantah fenomena Equinox dapat menyebabkan suhu panas.
"Tidak benar (suhu panas akibat Equinox)" bantahnya dikutip Senin, 23 September 2024.
Namun ia membenarkan bahwa peritiwa tersebut akan terjadi pada hari ini 23 September 2024.
"Ya, (Equinox terjadi di Indonesia) tepatnya 23 September" sambung Thomas.
BACA JUGA: Kabupaten Tegal Menyandang Predikat sebagai Daerah Paling Inovatif, Bupati Masuk Riset BRIN
Selain itu, ia menyampaikan bahwa posisi matahari memang mempengaruhi distribusi panas pada permukaan bumi.
Kendati demikian, peristiwa tersebut merupakan salah satu dari faktor angin serta tutupan awan yang mempengaruhi suhu di wilayah Indonesia.
Thomas menyampaikan matahari yang berada di khatulistiwa berkaitan dengan fase peralihan musim kemarau ke musim hujan, sehingga dapat disebut sebagai musim pancaroba.
"Bukan fenomena equinox yang berpengaruh pada kenaikan suhu, tetapi faktor angin dan liputan awan yang lebih berpengaruh," terangnya.