TEGAL, radartegal.id - Menjadi salah satu film lokal Tegal yang masuk bioskop dan mendapat perhatian luas, "Turah" memang fenomenal. Film ini pertama kali ditayangkan di bioskop Tanah Air pada 16 Agustus 2017.
"Turah" tidak hanya menorehkan kesan mendalam bagi penonton Indonesia, tetapi juga meraih perhatian internasional dengan menjadi salah satu film yang diikutsertakan dalam seleksi Academy Awards atau Oscar 2018 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
Dikutip dari festivalfilm.id, "Turah" berkisah tentang kehidupan dan problematika warga Kampung Tirang, Tegal, yang telah terisolasi bertahun-tahun.
Dengan latar belakang yang kental akan budaya lokal dan dialek Tegal, film lokal Tegal yang masuk bioskop ini memberikan pandangan mendalam tentang perjuangan masyarakat setempat menghadapi berbagai tantangan sosial dan ekonomi.
BACA JUGA: Asal Usul Tradisi Sintren Tegal, Kesenian Lokal yang Dikenal Kental dengan Nuansa Mistis
BACA JUGA: Pentas Seni Tradisional hingga Modern Tutup Gelaran Margadana Expo 2023
Sutradara Wicaksono Wisnu Legowo
Di balik kesuksesan film ini, terdapat sosok berbakat bernama Wicaksono Wisnu Legowo. Lahir di Kota Tegal, Jawa Tengah pada 26 Desember 1983, Wisnu telah menunjukkan dedikasi dan kecintaannya terhadap dunia perfilman Indonesia sejak usia muda.
Sebagai sutradara, ia berhasil mengangkat kisah sederhana namun penuh makna dari kampung halamannya ke panggung internasional. Wisnu pertama kali terjun ke dunia perfilman sebagai asisten sutradara dalam film "3 Doa 3 Cinta" (2008).
Ia kemudian terlibat dalam produksi film "Sang Penari" bersama Ifa Isfansyah pada tahun 2011, serta "Rumah dan Musim Hujan" (2012). Selain itu, ia juga berperan dalam film "Pantja-Sila: Cita-Cita dan Realita".
Pengalaman-pengalaman ini membentuk dirinya menjadi sutradara yang matang dan siap mengarungi tantangan dalam dunia perfilman.
BACA JUGA: Raih Juara I Parade Gunungan Kabupaten Tegal, Seni Karawitan Lembah Manah Kumpulkan 505 Poin
Penghargaan