Koneksi dengan Walisongo
Dalam proses pembangunan masjid dan penyebaran Islam di Kalisoka, Pangeran Purbaya juga berhubungan dengan Walisongo. Bahkan, Sayyid Abdul Ghoffar diyakini sebagai wali kesembilan dengan gelar Syaikh Abdul Ghofar Assegaf karena peran besar beliau dalam menyebarkan Islam di Kalisoka dan wilayah Tegal.
Makam Pangeran Purbaya dan Ziarah
Pangeran Purbaya wafat dan dimakamkan di Kalisoka. Makamnya hingga kini menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi oleh puluhan ribu orang setiap malam Jumat Kliwon. Para peziarah datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk berdoa dan ngalap berkah di makam beliau.
Kompleks makam Pangeran Purbaya juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi keturunan dan murid-murid beliau dari Brebes, Tegal, dan Pemalang.
Pangeran Purbaya memiliki enam anak, namun tidak semua jejak mereka terlacak. Anak-anak beliau yang diketahui adalah Ki Ageng Umar, Ramidin, Hanafi, Hasan, Mukmin, Kyai Abdul Goni, dan Kiai Besar.
BACA JUGA: Sejarah Julukan Haven Zucker Kota Tegal yang Menjadi Permulaan Pelabuhan Tegal
Warisan dan Pengaruh Pangeran Purbaya
Meskipun telah berlalu ratusan tahun, warisan dan pengaruh Pangeran Purbaya masih terasa hingga kini. Masjid yang beliau dirikan di Kalisoka masih menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat setempat.
Selain itu, kisah hidup dan perjuangan Pangeran Purbaya terus diceritakan dari generasi ke generasi, menegaskan peran penting beliau dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Tegal.
Kesaktian dan karomah Pangeran Purbaya yang dipercayai masyarakat menjadi salah satu daya tarik bagi para peziarah. Keberadaan makam beliau yang ramai dikunjungi juga menunjukkan betapa dihormatinya Pangeran Purbaya sebagai seorang wali Allah yang berjasa besar dalam dakwah Islam.
BACA JUGA: Sejarah Mbah Panggung, Jejak Peradaban Islam di Kota Tegal yang Melegenda
BACA JUGA: Sejarah Sarung Goyor Pemalang, dari Tahun 1822 sampai 2024 Masih Tetap Eksis
Penutup