Radartegal.id - Mitos naga dalam mitologi Jawa dinilai memiliki berbagai nilai filosofis. Karenanya, naga kerap muncul dalam seni arsitektur nusantara seperti candi dan prasasti.
Semua itu berasal dari pandangan masyarakat zaman dahulu yang mengagungkan hewan ini. Hal ini semakin dikenal setelah banyak dalang kerap menyebut mitos naga dalam mitologi Jawa.
Beberapa di antaranya yang terkenal seperti kisah pengadukan samudra dan peletakan Gunung Mahameru. Bukti lain tentang mitos naga dalam mitologi Jawa juga dapat dilihat melalui berbagai karya sastra lama Jawa Kuno dan Jawa Baru.
Bahkan, masyarakat Jawa hingga kini seringkali mengaitkan mitos naga dengan fenomena alam seperti gempa. Berikut mitos naga dalam mitologi Jawa yang terkenal di Indonesia hingga sekarang dan menjadi legenda di seluruh pulau Nusantara. Meskipun keberadaannya tidak dibenarkan, mitos ini masih dipercaya banyak orang hingga sekarang.
BACA JUGA: Mitos Naga Bernama Rantensari Dayang Nyai Roro Kidul Penunggu Wisata Guci Tegal, Begini Ceritanya
BACA JUGA: 3 Benda Kramat yang Dipercaya Membawa Keberuntungan, Mitos atau Beneran Nyata?
Mitos naga dalam mitologi Jawa
Makhluk misterius yang sering dianggap sebagai mitos, yakni naga ternyata memiliki akar sejarah yang kokoh. Orang-orang pada masa lampau menggambarkan punggungnya yang tertutup rapat oleh barisan perisai sehingga tidak memungkinkan udara melewatinya.
Dalam Kitab Ayub atau Book of Job, terdapat gambaran makhluk serupa yang disebut sebagai Leviathan yakni sebuah monster raksasa yang menakutkan. Kesamaan ini menambahkan misteri seputar keberadaan naga dalam sejarah.
Sedangkan bagi mitologi masyarakat Jawa, naga dianggap sebagai perlambang dari dunia bawah. Sebelum zaman Hindu, di Indonesia terdapat anggapan bahwa dunia ini terbagi menjadi dua bagian, dunia atas dan bawah.
BACA JUGA: 4 Mitos Burung Trucukan yang Jarang Diketahui Masyarakat, Yakin Masih Mau Pelihar?
BACA JUGA: Fakta atau Mitos Larangan Duduk Depan Pintu, Beneran Akan Sulit Mendapatkan Jodoh?
Dunia atas dilambangkan dengan matahari, terang, atas, kuda, rajawali. Sedangkan dunia bahwa dilambangkan dengan bumi, bulan, gelap, air, ular/naga, kura-kura, dan buaya. Pandangan semacam ini juga hampir merata di seluruh bangsa Asia.
Dalam cerita Mahabharata atau pandangan bangsa Indonesia sebelum zaman Hindu, naga atau ular selalu berhubungan dengan air, sedangkan air mutlak diperlukan sebagai sarana pertanian.