Sejarah Cletukan Duite Mardiyah, Berasal dari Sosok Crazy Rich di Tegal yang Kekayaannya Sampai 7 Turunan

Jumat 07-06-2024,17:00 WIB
Reporter : Yanuar Eko Bahari
Editor : Teguh Mujiarto

TEGAL, radartegal.id - Pernah mendengar kata "Duite Mardiyah" nah kali ini kita akan membahas sejarah penamaan duite Mardiyah dan toko dibalik penamaan tersebut. Menurut masyarakat sekitar, Mardiyah adalah sosok crazy rich terkenal.

Beliau lahir menjadi wanita kaya yang sudah naik haji dan menjadi orang tersohor di wilayah Tegal kala itu. Sejarah penamaan duite Mardiyah menjadi viral karena beberapa orang Tegal mengucapkan kata tersebut.

Misal ada yang tanya,"Kowen pan nggawe tambak urang duite paling ora ya miliaran oh, duite sapa kuwe?" Kemudian dijawab "Lha miliaran, 'duite Mardiyah', mbokan sih adol mobil siji cukup". Sejarah penamaan tersebut hingga sekarang masih bisa kita temui.

Berikut sejarah penamaan duite Mardiyah dan tokoh dibalik penamaan tersebut yang masih digunakan kepada orang yang sombong terhadap hartanya namun memiliki watak pelit. Simak sampai selesai.

BACA JUGA: Sejarah Asal-usul dan Mitos Wisata Curug Putri, Konon Tempat Turunnya Bidadari dari Kahyangan ke Bumi

BACA JUGA: Sejarah Julukan Haven Zucker Kota Tegal yang Menjadi Permulaan Pelabuhan Tegal

Sejarah penamaan duite Mardiyah di Tegal

Diceritakan bahwa Mardiyah itu merupakan sosok yang kaya raya pada jaman dahulu (sekitar era 70-an). Namun dari cerita yang beredar, Mardiyah merupakan sosok yang pelit atau bakhil.

Sangkin pelitnya, apabila membeli sesuatu, pembungkusnya dikumpulkan, lalu apabila sudah banyak, pembungkusnya tersebut dibarter dengan penganan yang sebelumnya menempati pembungkus tersebut. 

Jadi seumpama membeli “ponggol”, kertasnya dikumpulkan lalu kemudian ditukarkan kembali dengan ponggol apabila pembungkusnya sudah banyak.

Kekayaan Mardiyah memang bukan kaleng-kaleng, digambarkan kalau kekayaan Mardiyah ini tidak akan habis sampai tujuh turunan.

BACA JUGA: Sejarah Monumen Yos Sudarso di Tegal, Mengenang Gugurnya Pahlawan Dalam Pertempuran Laut Aru

BACA JUGA: Sejarah Mbah Panggung, Jejak Peradaban Islam di Kota Tegal yang Melegenda

Peninggalan di Desa Bandasari dimana Ia tinggal yakni bangunan rumah megah tua yang sekarang di miliki H. Waluyo. Dan bangunan rumah tua megah, selatan bekas bioskop Pelangi Pagongan,  sudah dipecah-pecah karena sudah dibeli oleh banyak orang. 

Kategori :