BALI, radartegal.id - Seperti yang diketahui, Bali atau Pulau Dewata memang menyimpan banyak misteri selain punya alam yang luas biasa indahnya. Pada artikel kali ini kami akan membahas mitos larangan injak sesajen atau canang di Bali.
Sesajen seperti canang di Bali merupakan alat persembahyangan yang akan dihaturkan kepada dewa-dewa dalam kepercayaan agama HIndu, adanya sesajen ini juga merupakan simbol spiritual. Untuk lebih tau banyak informasi tentang sesajen, yuk cari tau mitos larangan injak sesajen atau canang di Bali pada artikel berikut.
Dimana pun kita berada terutama bukan wilayah sendiri memang tidak diperbolehkan berbicara sembarangan atau melakukan hal-hal buruk yang dapat mengganggu atau memicu kemarahan para masyarakatnya, termasuk injak sajen di Bali. Ini dia mitos larangan injak sesajen atau canang di Bali yang akan kami bahas.
Tak usah berlama-lama lagi, mari kita simak bareng artikel dari radar tegal tentang mitos larangan injak sesajen atau canang di Bali. Benarkah dipercaya dapat mengganggung keseimbangann spiritual?
BACA JUGA:5 Mitos Seputar Gerhana Bulan yang Banyak Dipercaya, Ada yang Masih Percaya??
Mitos larangan injak sesajen atau canang di Bali
Dalam kebudayaan Bali sendiri, ada beberapa mitos yang berkaitan dengan sesajen dimana punya pemaknaan dan berpengaruh penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali:
1. Bentuk penghormatan kepada Dewa
Pertama, mitos larangan injak sesajen atau canang di Bali tidak boleh dilakukan karena canang bagi masyarakat Bali dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa. Dimana adanya sesajen au canang ini adalah bagian ekspresi dari rasa syukur kepada dewa atas berkah dan bimbingan yang diberikan kepada masyarakat Bali.
Hal ini juga dikatakan sebagai bentuk pengakuan atas peran dewa dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan manusia.
2. Bentuk keharmonisan
Kedua, mitos larangan injak sesajen atau canang di Bali selanjutnya yang akan kam informasikan adalah karena merupakan bentuk keharmonisan. Sesajen atau canang bagi masyarakat Bali juga dipercaya dapat membantu menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh.
Dengan memberikan sesajen atau canang ini, masyarakat Bali berharap dapat diberikan perlindungan, keberkahan, sekaligus bimbingan dari para dewa.
BACA JUGA:Arti Misteri Kuntilanak di Gunung Bromo, Mitos atau Fakta?
3. Bentuk penguatan identitas dan kebudayaan