Sejarah Kota Tegal yang Jangan Sampai Terlupakan, Ini Pesan Terakhir Ki Gede Sebayu

Sabtu 18-05-2024,12:45 WIB
Reporter : Devan Aditya Pratama
Editor : Khikmah Wati

RADAR TEGAL - Tegal merupakan sebuah kota yang mungkin terasa familiar bagi banyak orang, tetapi seringkali sejarah Kota Tegal terabaikan. Di balik kesibukan hariannya, Tegal menyimpan kisah memikat tentang sejarahnya yang kaya dan perkembangannya yang menarik.

Menelusuri jejak sejarah Kota Tegal bagaikan menyelami perjalanan budaya dan sosial masyarakatnya. Mengantarkan kita pada masa lampau yang penuh dengan peristiwa penting.

Bermula dari desa bernama Te-Tegal, Tegal berkembang pesat sejak tahun 1530 dan menjadi bagian dari Kabupaten Pemalang di bawah Kerajaan Pajang. Nama "Tegal" sendiri konon berasal dari kata "Teteguall" yang berarti tanah subur, diberikan oleh pelaut Portugis Tome Pires di abad ke-16.

Pada 12 April 1580, Ki Gede Sebayu dinobatkan sebagai pemimpin tertinggi Tegal. Penobatan ini menandai dimulainya era baru bagi Tegal dan menjadikannya Hari Jadi Kota Tegal yang diperingati hingga saat ini.

BACA JUGA: Wajib Dicoba! 6 Rekomendasi Kuliner Enak di Tegal yang Murah Meriah, Sekali Icip-icip Bikin Nagih

BACA JUGA: Jejak Sejarah Kota Tegal, Memahami Warisan Budaya dan Perkembangannya dari Masa ke Masa

Tegal mencatat kontribusinya dalam sejarah modern Indonesia sebagai tempat pembentukan korps marinir pada 15 November 1945. Bahasa Tegal, tokoh-tokoh seperti Piek Ardijanto Soeprijadi dan SN Ratmana, serta perfilman ternama Imam Tantowi dan Chaerul Umam, menjadi bukti kekayaan budaya dan peran penting Tegal.

Perang Saudara di Kerajaan Pajang

Perang saudara di Kerajaan Pajang pasca wafatnya Sultan Demak pada 1546 M, memicu pertempuran sengit antara Aryo Penangsang dan Jaka Tingkir. Kemenangan Jaka Tingkir dengan bantuan Sutawijaya dari Mataram, menjadikannya raja baru Pajang.

Pemindahan pusat kekuasaan dari Demak ke Pajang menandakan kemenangan Islam Kejawen. Namun, kejayaan Pajang terancam oleh serangan Mataram dan perebutan kekuasaan internal.

Kematian Sultan Hadiwijaya pada 1582 M menjadi pukulan telak dan berujung pada runtuhnya Kerajaan Pajang.

BACA JUGA: Kudu Ngerti, Ini 7 Tradisi Pernikahan di Tegal yang Masih Tetap Dilestarikan sampai Sekarang

BACA JUGA: Jejak Sejarah Kota Tegal pada Masa Kolonial Belanda: Punya Pengaruh Melekat di Arsitektur Kota

Dikenal sebagai Kyai Ageng Honggowono, putra Ki Gede Sebayu ini meneruskan usaha pembangunan pertanian di Tegal. Ia memperluas lahan, membangun saluran irigasi dari Sungai Gung, dan bendungan di Slawi.

Upaya Kyai Ageng Honggowono memajukan pertanian meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikannya pahlawan bagi Tegal. Dedikasi dan pemikirannya tentang pembangunan ekonomi dan sosial menjadi inspirasi bagi generasi penerus.

Kategori :