BACA JUGA: Sentil Zulhas untuk Stop Kampanye Minyak Goreng Murah, Said Didu: Seharusnya Harganya Rp12 Ribu
Amir mengatakan, data terakhir diawal tahun 2024 ada sekitar 35 ribu nasabah anggota kelompok simpan pinjam se Kabupaten Brebes yang semuanya adalah ibu-ibu rumah tangga. Tentunya jumlah anggota kelompok simpan pinjam ini market yang potensial sekali terkait konsumsi minyak goreng.
"Bila konsumsi minyak goreng untuk masak dan kebutuhan lain diasumsikan 3 liter selama sebulan maka market anggota kelompok saja butuh 105 ribu liter sebulan. Potensi pasar ini yang coba kami garap," terangnya.
Dia menambahkan, usaha pengemasan ini juga memiliki nilai positif dalam menggerakkan roda perekonomian khususnya di Kabupaten Brebes. Apabila jaringan BUMDes dan BUMDesma se Kabupaten Brebes ikut terlibat dalam distribusi pemasarannya, tentunya usaha pengemasan minyak goreng ini dapat ngurip-uripi BUMDes-BUMDes di Kabupaten Brebes.
"Belum kami menghitung di luar ibu-ibu yang lain, kebutuhan minyak goreng dari data kami punya sebesar 700 ton perbulan baru bisa dicover 400 ton artinya, ada 300 ton belum bisa tercover kami mengambil pangsa pasar itu," ucapnya.
Amir berharap, usaha pengemasan minyak goreng Bumdesma LCB mampu menjadi pemasok utama atas kebutuhan minyak goreng masyarakat Kabupaten Brebes. Tentunya dengan mendayagunakan jaringan BUMDes atau BUMDesma. Minyak kemasan produksinya juga dapat berkontribusi pada agenda daerah yang berkaitan dengan bantuan sosial, pasar murah ataupun operasi pasar.(*)