Insiden itu menggerakkan hati Van Tirus untuk berbuat sesuatu yang lebih besar bagi kemaslahatan masyarakat setempat. Tidak lama setelah peristiwa itu, Van Tirus memutuskan untuk mewakafkan sebagian tanahnya untuk dijadikan lokasi pemakaman umum.
Lokasi tersebut dipilih agar mudah diakses oleh masyarakat dan tidak terlalu jauh dari pemukiman mereka. Sebuah tindakan yang memperlihatkan kedermawanan dan kepedulian mendalam Van Tirus terhadap sesama.
Namun, kebaikan Van Tirus tidak berhenti di situ. Ketika saatnya ia akan pulang ke tanah airnya, Belanda, ia memutuskan untuk mewakafkan sebagian tanahnya kepada POLDA Jawa Tengah untuk dibangun menjadi Asrama Brimob.
Keputusan itu diambil setelah mengetahui bahwa Kompi Brimob di Tegal tidak memiliki asrama. Inilah bentuk kepedulian dan kontribusi Van Tirus yang tak terlupakan bagi masyarakat setempat.
Kesimpulan
Dari kisah kehidupan Van Tirus, kita belajar sejarah jalan Tirus Tegal tentang pentingnya berbuat baik dan berkontribusi bagi kemaslahatan masyarakat sekitar. Meskipun bukan berasal dari Indonesia, Van Tirus mampu memberikan teladan yang luar biasa dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi sesama.
Jejak kebaikan sejarah jalan Tirus Tegal yang terukir dalam sejarah Debong, Tegal Selatan, menjadi bukti nyata bahwa kebaikan tidak mengenal batas-batas wilayah atau bangsa.
Semangat kepedulian dan kedermawanan yang ia tanamkan akan terus hidup dan menginspirasi generasi-generasi berikutnya untuk berbuat baik tanpa pamrih. Semoga bermanfaat. (*)