BACA JUGA: Mitos Sungai Ketiwon Tegal, Namanya Berasal dari 2 Makhluk Ghaib Ini yang Saling Berseteru
Misalnya ketika Gendowor bersembunyi di tepi sungai, di bawah pohon gayam maka tempat itu diberi nama Desa Kaligayam. Lalu berlari ke timur bersembunyi di bawah pohon cangkring maka tempat itu diberi nama Desa Cangkring.
Gendowor terus dikejar oleh Bagus Suanda. Untuk menyingkir dari kejaran Bagus Suanda, ia menyusuri sungai kecil atau wangan yang panjang, tempat itu sekarang diberi nama Wangan Dawa. Sedangkan tempat untuk menyingkir diberi nama Semingkir tempatnya di sebelah utara Wangan Dawa.
Bagus Suanda tidak kenal menyerah, ia tidak akan berhenti sebelum dapat menangkap Gendowor. Hingga akhirnya Bagus Suanda berhasil menemukan Gendowor yang sedang kehausan saat hendak minum air empang atau blumbang atau Kedokan.
Gendowor kalah tak berdaya. Akhirnya, tempat perkelahian itu dinamakan Kedokan Sayang.
Mengapa disebut demikian? Sebab di Kedokan tadi sangat disayangkan, seorang Adipati Gendowor minum air di Kedokan dan Sayang pula di Kedokan itu Gendowor kalah.
Makam Mbah Panggang
Mitos lain dari cerita rakyat Makam Mbah Panggang yang terletak di bagian selatan desa ini sampai sekarang masih di keramatkan bahkan pada tahun 2004 dipagar dan diberi atap dan tempat untuk berziarah. Asal usul Mbah Panggang sampai dengan diterbitkannya tulisan ini belum dapat diketahui.
Makam Mbah Panggang dulu sering dijadikan tempat untuk bersumpah jika ada orang bersengketa. Caranya dengan melompati makam tersebut. Jika salah satu yang bersengketa itu benar atau tidak bersalah maka dia dapat melompati makam tersebut.
BACA JUGA: Mitos Pantai Alam Indah Tegal, Menelusuri Jejak Mistis di Balik Keindahannya
Sebaliknya jika bersalah baik salah satu atau keduanya maka tidak dapat melompati makam tersebut. Padahal lebar makam tersebut tidak terlalu lebar, hanya satu lompatan biasa.
Demikian informasi mengenai mitos asal usul desa Kedokan Sayang, Kecamatan tarub, dengan berbagai cerita rakyatnya. Semoga bermanfaat. (*)