RADAR TEGAL - Tegal merupakan kota bahari yang ternyata memiliki banyak misteri. Salah satunya yaitu misteri Candi Kesuben yang konon peninggalan hindu kuno di Lebaksiu Tegal.
Candi Kesuben Tegal yang konon peninggalan hindu kuno ini kian menarik dengan cerita dibaliknya. Pasalnya, meski terlihat hanya bongkahan batu, namun ini menjadi peninggalan peradaban di Kota Bahari.
Candi Kesuben Tegal yang konon peninggalan hindu kuno ini sudah ada sejak tahun masehi. Hanya terlihat bongkahan batu berlumut, namun ternyata terdapat nilai sejarah di dalamnya.
Mari kulik lebih dalam misteri Candi Kesuben yang konon peninggalan hindu kuno di Tegal. Simak artikel ini sampai akhir untuk informasi selengkapnya.
BACA JUGA:Berbagi Cinta Lewat Tradisi Moci Khas Tegal, Simbol Keakraban Antara Nyong dan Koen
Misteri Candi Kesuben yang konon peninggalan hindu kuno
Tegal menjadi salah satu kota yang menyimpan peninggal hindu kuno. Candi Kesuben menjadi bukti adanya peninggalan peradaban tersebut.
Terletak di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Tegal, Candi ini awalnya sudah lama diketahui keberadaanya oleh warga. Namun warga sendiri tidak menyadari bahwa bongkahan batu tersebut perupakan peninggalan Hindu Kuno yang menyimpan banyak sejarah.
Candi Kesuben Tegal hanya berbentuk pondasi saja setinggi sekitar 15 cm dengan luas area 8,2 x 8,2 m2. Karena kondisinya berbentuk pondasinya saja, tim arkeologi menemui kesulitan untuk merekonstruksinya kembali.
Dari pondasi diketahui bahwa pintu masuk candi tersebut menghadap ke timur yang berjarak selemparan tombak. Atau sekitar 500 meter dari Kali Adem, anak Sungai Gung.
Penggalian awal yang dilakukan peneliti Pusat Arkeologi Nasional menemukan susuan bata berbentuk candi persegi panjang. Batu bata ini tertanam di tengah perkampungan yang membelah kabupaten dan diperkirakan peninggalan abad ke-7 Masehi.
Pendirian candi di nusantara sedikit banyak dipengaruhi Manasara Silpa Sastra, buku pintar kaum Hindu di India dalam mendirikan bangunan suci. Kitab ini menganggap elemen air menjadi unsur penting dalam pembangunan candi.
Lebih dari 80 persen candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta berjarak kurang dari 500 meter dari sungai atau anak sungai. Selama ini warga setempat menyebut tumpukan bata ini sebagai bata wali.
Candi kesuben Tegal dibangun menggunakan batu bata merah dengan ukuran 30 x 20 x 10 cm tanpa perekat sedikitpun. Namun menurut penuturan warga, dari dahulu, batu bata tersebut teronggok begitu saja di pekarangan dan tidak berubah bentuk atau tidak lapuk selama beberapa puluh tahun yang lalu.
Bata-bata ini juga diyakini sebagai sisa bangunan rumah ibadah pada masa perkembangan Islam abad ke-15. Keyakinan warga sesungguhnya tersamarkan. Sebab pada ciri utama Candi ini terdapat hiasan ornamental Hindu dan Buddha.
Bahkan peneliti juga menemukan kepala kala yang berlanggam era Kerajaan Mataram Kuno. Penemuan candi ini terbilang unik, karena meski jenis batuannya berbata merah, candi ini tak termasuk tipe klasik muda.