RADAR TEGAL – Cerita mistis Gedung Birao di Tegal yang sering disebut mirip dengan Lawang Sewu ini sudah cukup banyak bereda di kalangan masyarakat. Gedung yang mempunyai empat lantai dengan luas 7.106 meter persegi ini cukup terkenal karena termasuk bangunan bersejarah di Tegal.
Ada banyak cerita mistis Gedung Birao di Tegal yang membuat daya tarik tersendiri bagi gedung peninggalan Belanda ini. Bahkan dulunya saat belum direnovasi dan dialihfungsikan, gedung ini cukup terkenal sebagai tempat yang angker.
Cerita mistis Gedung Birao di Tegal biasanya muncul dari cerita-cerita masyarakat setempat dan ada juga dari pengunjung yang datang. Walaupun berbagai cerita mistis tersebt tidak menghentikan pengunjung untuk mendatangi Gedung Birao karena gedungnya yang menarik untuk spot foto.
Cerita Mistis Gedung Birao Tegal
Salah satu cerita mistis yang menarik di gedung Birao ini adalah cerita dari Kepala Stasiun Tegal, Tarmudi dilansir dari correcto.id. Menurut Tarmudi gedung tua peninggalan Belanda ini mempunyai banyak cerita mistis berdasarkan pengalaman orang-orang yang pernah bermalam di Gedung Birao.
BACA JUGA: Tradisi Moci di Tegal, Patut di Coba Saat Kunjungi Tegal
Menurut Tarmudi, salah satu anggota pimpinan KAI pernah merasa ditarik-tarik oleh makhluk yang tak kasat mata saat sedang mencoba bermalam di gedung. Setelahnya pimpinan KAI tersebut langsung meminta pindah ke hotel karena merasa takut dan tidak nyaman bermalam di gedung Birao.
Cerita mistis gedung Birao di Tegal tak lepas dari sejarah gedung yang panjang, karena gedung ini merupakan saksi bisu perjuangan orang-orang Tegal melawan Penjajah. Pejuang Tegal sempat mengibarkan bendera Merah Putih di gedung ini saat terjadi pelarangan oleh Belanda.
Sejarah dan alih fungsi Gedung Birao Tegal
Selain ceria mistis gedung Birao di Tegal, kamu juga harus mengetahui sejarah dan alih fungsi gedung Birao di Tegal. Gedung Birao pertama kali dirancang oleh arsitektur Belanda bernama Hendri Maclaine Pont yang merupakan arsitek keturunan Belanda-Bugis.
Gedung Birao mempunyai arsitektur yang sangat kental dengan gaya gedung Belanda, walaupun Maclaine Pont banyak menggunakan SDA setempat. Sang arsitek juga sengaja membuat gedung Birao ini mirip dengan kantor pusat NIS di Semarang yang terkenal dengan Lawang Sewu.
BACA JUGA: Mitos dan Asal-usul Desa Selapura, Dukuwaru Tegal
Maka dari itu gedung Birao ini banyak disebut mirip dengan Lawang Sewu yang terkenal dengan arsitek bangunan dengan banyak pintu. Bangunan ini juga dibuat agar bisa menyesuaikan dengan iklim, gaya hidup dan sinar matahari di Tegal saat itu.
Gedung ini sebelumnya merupakan bekas kantor perusahaan kereta api swasta bernama Semarang-Cheribon Stoomtram Matschappij (SCS). Saat itu perusahaan SCS merupakan salah satu perusahaan transportasi yang melayani perjalanan kereta api dengan jalur Cirebon-Tegal-Pekalongan-Semarang.
Kemudian saat masa pendudukan Jepang tahun 1942 sampai 1945 gedung ini dijadikan sebagai markas Bala Tentara Jepang. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tanggal 10 September 1945 gedung ini menjadi saksi peperangan pejuang Tegal melawan penjajah.
Kemudian saat ini gedung Birao dikelola oleh PT KAI dan sudah ditetapkan sebagai situs budaya. Arsitektur gedung khas Belanda dengan dengan banyak pindu dan jendela besar membuat cerita mistis gedung Birao di Tegal ini banyak dikaitkan denga Lawang Sewu. (*)