RADAR TEGAL - Apa kamu percaya dengan mitos yang mungkin sering kita dengar dari kecil? Mitos yang masih dipercaya oleh banyak orang hingga saat ini adalah tentang unyeng-unyeng di kepala.
Tak bisa kita pungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu negera yang memiliki banyak budaya, termasuk mengenai mitosnya. Banyak yang masih percaya, bahkan unyeng-unyeng yang berkaitan erat dengan karakter seseorang.
Pusar kepala atau yang biasa kita sebut dengan unyeng-unyeng pada kepala adalah bagian rambut yang pasti dimiliki oleh setiap anak. Namun, apakah benar mitos unyeng-unyeng pada anak berkaitan erat dengan karakter kepribadiannya?
Misalnya, jika kita menemukan anak yang memiliki 2 unyeng-unyeng kerap kali dikaitkan dengan kategori anak yang nakal. Mitos ini sudah banyak sekali berkembang di Indonesia.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai mitos anak yang memiliki dua atau bahkan 3 unyeng-unyeng di kepala ini adalah anak yang nakal. Simak artikel hingga akhir.
BACA JUGA: Mitos Duduk di Bantal Menyebabkan Bisulan, Begini Kata Medis!
Fakta dan Mitos Unyeng-unyeng pada Anak
Jenis atau bentuk dari unyeng-unyeng ini akan berbeda-beda setiap orangnya. Tak hanya jumlah unyeng-unyeng pada anak yang berbeda, namun letak nya juga berbeda-beda. Beberapa letak unyeng-unyeng yang paling umum adalah bagian depan, belakang, atau kanan dan kiri.
Selain unyeng-unyeng manusia, pusar kepala juga bisa ditemukan pada sebagian besar hewan yang berbulu.
Penyebutan unyeng-unyeng hanya dikenal di Indonesia dan berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti pusaran rambut di kepala.
Jika diartikan ke dalam bahasa Inggris ini dikenal dengan crowns, swirls, atau trichoglyphs.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, unyeng-unyeng memiliki letak dan jumlah yang berbeda-beda.
Umumnya pusar rambut ini bisa ditemukan di pucuk kepala. Anak yang memiliki unyeng-unyeng bisa dikarenakan faktor genetik dari orang tuanya.
Sebagai contohnya, jika Ayah, Ibu Nenek atau Kakek mempunyai tiga pusaran di kepala, maka kemungkinan besar jumlah tersebut akan diturunkan pada si Kecil.
Kesimpulannya, unyeng-unyeng tiga bukan faktor penentu sikap anak ke depannya. Ambil nilai positif dan hindari perilaku negatifnya.