RADAR TEGAL - Dalam sehari, setidaknya ada 2.000 pasien yang dilayani Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Dr Moewardi Suarakarta. Karena itu, guna meningkatkan pelayanan rumah sakit plat merah itu bangun gedung 14 lantai yang dilengkapi dengan helipad.
Pada Desember 2023, gedung yang berada di Jalan Kolonel Sutarto No.132 Jebres, Kota Surakarta itu ditargetkan selesai pengerjaan struktur bangunan gedungnya. Diperkirakan pada Juli atau Agustus 2024, gedung critical center sudah bisa dioperasionalkan.
“Gedung critical centre sedang dalam pembangunan, ada 14 tingkat. Gedung ini untuk kegiatan-kegiatan operasi, rawat inap, ICU, dan sebagainya. Rencananya pada Juli atau agustus 2024 akan selesai dan akan diresmikan, ” kata Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana saat meninjau pembangunan Gedung Critical Centre di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Selasa, 14 November 2024.
Dikatakan dia, pembangunan itu mesti dilakukan, mengingat rumah sakit milik Pemprov Jateng ini perlu meningkatkan kapasitas layanan, khususnya bedah sentral. Peningkatan kapasitas layanan dimaksudkan untuk mengurangi antrian operasi, utamanya untuk kasus bedah onkologi.
BACA JUGA:RSUD Dr Moewardi Kini Miliki Lab Stem Cell, Ganjar Bilang Pasien Tak Perlu Berobat ke Luar Negeri
Nana membeberkan, setiap hari setidaknya ada 2.000 pasien yang berobat di rumah sakit Dr. Moewardi. Menurut dia, banyaknya pasien itu sebagai indikator adanya kepercayaan yang tinggi dari masyarakat, kepada rumah sakit tersebut.
Ke depan, lanjut Nana, baik jajaran direksi, dokter, maupun aparatur sipil negeri (ASN) di RSUD Dr. Moewardi didorong untuk meningkatkan profesionalismenya. Sehingga, masyarakat akan terus merasakan perbaikan layanan.
“Berikan susana yang nyaman, sejuk dan aman,” pesan Nana.
Sementara itu, Direktur RSUD Dr. Moewardi Cahyono Hadi mengatakan, berbagai strategi dilakukan agar pelayanan kepada pasien bisa dilakukan dengan maksimal.
“Jadi bagaimana kita mengatur, supaya pasien mulai dari pendaftaran, kemudian diperiksa oleh dokter, kemudian pemeriksaan laboratorium, kemudian sampai pada pemberian obat," tuturnya.
Proses berobat jalan diupayakan bisa selesai dalam waktu 1,5 jam. Upaya mengurangi antrean bahkan dilakukan dengan memberikan layanan mengantar obat secara gratis, khusus bagi pasien di wilayah Surakarta.
"Kalau tidak cepet-cepet pulang, rumah sakit akan penuh. Kemudian kita juga meningkatkan tata kelola rumah sakit seperti perbaikan sistem, digitalisasi, layanan sub spesialistik, perhitungan unit cost, dan kinerja," papar Cahyono. (*)