RADAR TEGAL - Jambore dan Apel Kesiapsiagaan Relawan Bencana tahun 2023 resmi dibuka Sabtu 21 Oktober 2023, di Bumi Perkemahan Martoloyo Desa Suniarsih Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Kegiatan dibuka langsung oleh Bupati Tegal Umi Azizah.
Umi mengatakan, melalui Jambore dan Apel Kesiapsiagaan Relawan Bencana tahun 2023, diharapkan spirit kegotongroyongan kembali bisa digelorakan.
"Ikatan kebersamaan untuk mengatasi berbagai persoalan kebencanaan kembali kita kuatkan. Sebab upaya menanggulangi bencana ini tidak mungkin hanya mengandalkan peran pemerintah saja, kekuatan TNI-Polri saja. Tapi harus melibatkan seluruh komponen di masyarakat yang terus bergerak maju, bersinergi dan bekerjasama dalam sebuah sistem yang terpadu. Dan inilah yang menjadikan kekuatan kita luar biasa," ujarnya.
Umi juga berharap melalui jambore ini dapat mendorong semua komponen agar terus berlatih, mengevaluasi sistem kesiapsiagaan dalam menghadapi kejadian bencana.
Yang golnya untuk mengurangi risiko dengan memberikan awareness, memperkuat ketahanan sosial dan mengembangkan budaya tanggap bencana.
Menurutnya kejadian bencana tidak saja mengakibatkan kerugian fisik atau material. Tapi juga berdampak pada penurunan produktivitas ekonomi warga.
Seperti bencana kekeringan akibat kemarau panjang ini, sebagian petani, buruh tani sudah lama tidak bekerja turun ke sawah. Dampak turunannya, produktivitas pertanian menurun, stok terbatas, harga beras naik dan ini menjadi ancaman bagi ketahanan pangan kita.
"Belum lagi dampak lainnya seperti kelangkaan air bersih di sejumlah desa di Kabupaten Tegal, kebakaran hutan, lahan, rumah, dan juga tempat pengolahan akhir sampah Penujah. Alhamdulillah, sejauh ini, kejadian bencana ini dapat kita tangani, bisa kita tanggulangi melalui kerja sama berbagai pihak, terutama relawan penanggulangan bencana Kabupaten Tegal, terima kasih," cetusnya.
BACA JUGA:Forum Pengurangan Risiko Bencana Diinisiasi Pemkab Tegal, Bupati: Masyarakat Juga Korban
Meski demikian Umi tetap meminta tetap harus waspasda, mengingat BMKG memprediksi musim hujan akan segera tiba dengan puncaknya di bulan Januari dan Februari tahun depan.
"Kabupaten Tegal ini merupakan daerah rawan bencana banjir, tanah longsor di Cintamanik dan Dukuhbenda yang sudah kita pasang alat peringatan dini. Juga di daerah rawam tanah bergerak seperti di Dermasuci dan Padasari. Pun demikian dengan angin puting beliung yang ini bisa terjadi di mana saja, karena lazimnya, peristiwa alam ini akan berulang. Namun, tak ada yang pernah tahu pasti kapan peristiwa tersebut akan terjadi," ungkapnya.
Terpisah Kalak BPBD Elliya Hidyah menyatakan bahwa peran semua pihak diperlukan, dan disiapkan untuk menghadapi segala kemungkinan terjadinya bencana alam ini.
"Kami tengah berupaya menyusun rencana aksi dini untuk menekan kerugian dari bencana hidrometeorologis seperti perambasan pohon, normalisasi saluran air, pengecekan dan perbaikan untuk penguatan tanggul penahan air. Sementara kita juga memantau ada peningkatan status Gunung Slemet dari level satu atau normal menjadi level dua atau waspada sejak hari Kamis kemarin. Peningkatan status terjadi karena adanya peningkatan aktivitas kegempaan dan deformasi tubuh gunung. Ada potensi erupsi freatik dan magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar di sekitar puncak dalam radius dua kilometer," ungkapnya.(*)