RADAR TEGAL - Indonesia, tanah air yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, telah menghasilkan berbagai barang yang memiliki harga terjangkau di dalam negeri.
Namun, saat barang-barang tersebut di ekspor dan tiba di luar negeri, harganya melonjak hingga mencapai angka yang cukup mengejutkan.
Di artikel ini, Radar Tegal akan mengeksplorasi delapan barang yang menjadi contoh nyata tentang fenomena ini. Mengapa barang-barang yang dianggap murah di Indonesia bisa menjadi sangat mahal di luar negeri? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Gorengan
Gorengan, makanan favorit yang kerap ditemui di kaki lima hingga pedagang keliling di Indonesia. Harganya sangat bersahabat di dalam negeri, dengan harga mulai dari Rp 1.000 per buah.
BACA JUGA:10 Merek Ini Terlihat Mahal di Indonesia, Ternyata di Luar Negeri Harganya di Obral Murah
Namun, saat Anda membeli gorengan di luar negeri, terkejutlah, karena harganya bisa mencapai puluhan ribu rupiah per buah. Bahkan harga satu pisang goreng bisa mencapai 5 Euro atau sekitar Rp 75.000.
2. Sandal jepit
Sandal jepit adalah alas kaki yang sangat populer di Indonesia. Harga sandal jepit di dalam negeri sangat terjangkau, dimulai dari Rp 10.000 per pasang.
Namun, begitu Anda mencoba membelinya di luar negeri, bahkan khususnya merek Swallow, bisa dijual dengan harga mulai dari ratusan ribu rupiah hingga 20 dolar.
3. Daun pisang
Daun pisang, yang sering digunakan sebagai pembungkus makanan di Indonesia, adalah contoh lainnya. Harga daun pisang di dalam negeri sangat ekonomis, dengan harga mulai dari Rp 1.000 per lembar.
BACA JUGA:6 Barang yang Harganya Bikin Kamu Merasa Kaya di Indonesia, Padahal di Luar Negeri Cuma Kaleng
Namun, saat kita mencari daun pisang di luar negeri, harganya melonjak hingga puluhan ribu rupiah per lembar. Mengapa hal ini terjadi?
Di Australia, daun pisang dijual dengan harga 6,90 AU$ (Rp 74 ribu). Sementara di Amerika Serikat daun pisang harganya USD 13-18 (Rp 185 ribu- Rp 256 ribu). Di Arab Saudi, satu lembar daun pisang dibanderol harga Rp 25 ribuan.