RADAR TEGAL - Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah audiensi dengan Bupati Tegal Umi Azizah. Audiensi tersebut membahas soal dukungan terkait dengan revitalisasi bahasa daerah khususnya Bahasa Tegalan.
Kepala Disdikbud Kabupaten Tegal Fakihurrokhim SSos MM didampingi Sekretaris Winarto SE MM menyatakan, saat ini Bahasa Jawa sudah mulai berkurang penggunaanya di sekolah.
"Disinilah Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Dr Syarifuddin MHum berharap ada upaya agar Bahasa Jawa dapat digunakan lebih maksimal dalam sekolah. Dan untuk menunjang kegiatan revitalisasi bahasa Jawa, perlu dilakukan pelatihan untuk guru, utamanya bahasa Jawa dari tingkat SD dan SMP, serta kegiatan puncak dari revitalisasi bahasa Jawa yakni Festival Tunas Bahasa Ibu," ujarnya Sabtu 14 Oktober 2023.
Sementara itu Bupati Tegal, Umi Azizah sangat mendukung kegiatan tersebut. Bupati Tegal berharap nantinya ada perwakilan dari siswa SD dan SMP yang dapat mengikuti kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Jawa Tengah.
BACA JUGA:Festival Film Tegal 2023, Bupati Beri Anugerah 13 Peserta Terbaik
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Dr Syarifuddin MHum juga menyatakan bahwa program revitalisasi bahasa daerah merupakan program kolaboratif.
"Artinya, tidak hanya dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) bersama Balai/Kantor Bahasa di Indonesia. Akan tetapi, program tersebut juga bekerja sama dengan pemerintah daerah."
"Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan menyatakan bahwa pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah. Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan itu dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan,” ungkapnya.
Menurutnya, program revitalisasi bahasa daerah ini akan mendekatkan bahasa daerah pada anak-anak yang menjadi sasarannya.
BACA JUGA:Pertama di Kabupaten Tegal, Festival Tunas Bahasa Ibu Diikuti 319 Pelajar SMP
"Mereka adalah tunas bahasa ibu. Program ini awalnya hanya tahapan program pelindungan bahasa. Namun, program revitalisasi bahasa daerah ini kemudian menjadi program nasional," tegasnya. (*)