RADAR TEGAL - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Brebes Masrukhi Bakhro menyebtukan ada dua pemasalahan utama yang dihadapi oleh petani bawang merah saat ini. Dua masalah itu, kata dia, menjadi salah satu faktor menurunnya hasil produktivitas bawang merah di Brebes.
"Dua masalah yang dihadapi saat ini adalah masalah tanah dan ketersediaan air," ujarnya saat ditemui di Pendopo Brebes dalam acara Sarasehan Kaum Tani dengan tema Tanah dan Air Harapan Petani Revolusi Pertanian Kabupaten Brebes, Senin 9 Oktober 2023.
Kegiatan yang dihadiri oleh 160 petani bawang merah di Kabupaten Brebes itu tidak lain untuk mencari solusi permasalahan yang dihadapi saat inj oleh para petani. Apalagi, saat ini dari tahun ke tahun permasalahannya sangat serius.
"Jika ini tidak bisa ditangani dengan baik, maka bukan tidak mungkin produktivitas bawang merah di Brebes akan kalah saing dengan daerah lain," jelasnya.
BACA JUGA:Bantu Naikan Harga, 1.216 ASN di Brebes Borong Bawang Merah
Dia menyebutkan, permasalahan tanah dan air ini menjadi permasalahan utama yang dihadapi petani bawang merah saat ini. Permasalah air, kata dia, saat ini banyak irigasi yang rusak sehingga berdampak pada aliran air di Kabupaten Brebes.
"Air sebagai sumber kehidupan tanaman bawang merah. Kalau, pasokan air tidak ada maka jelas akan berpengaruh pada tanaman bawang merah," ucapnya.
"Yang sebenarnya kemarau itu petani bawang merah menanam dan menikmati hasilnya. Ini karena bawang merah adalah cenderung kalau di musim kemarau akan cukup bagus hasilnya. Tapi karena kebutuhan di Brebes sulit (jika kemarau) jadi banyak petani yang tidak menanam," lanjutnya.
Sedangkan permasalahan tanah, kata dia, saat ini tanah atau lahan yang ada di Kabupaten Brebes kondisinya kurang bagus. Jadi, perlu ada pemahaman atau pengolahan yang baik agar tanah tetap subur saat ditanami bawang merah.
BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga, Pemkab dan Bank Indonesia Gelar Festival Bawang Merah Brebes
"Kesuburan tanah di Brebes perlu diremajakan kembali. Sehingga tanah sebagai dapur tanaman itu terwujud dengan baik," ucapnya.
Bahkan, untuk mengantisipasi permasalahn itu, pihaknya juga berkordinasi dengan dinas di kabupaten atau provinsi.
"Kita harus ada keseimbangan kebutuhan tanah dan kebutuhan tanaman. Bukan berarti kita anti kimia, tetapi jangan terlalu jor-joran. Zat organik yang ada di dalam tanah ahrus ada menemui di atas 2 persen. Sehingga, kesuburan tanah tetap terjaga dengan baik," pungkasnya.
Hadir dalam acara itu, Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin, kepala dinas terkait, Kelompok Tani yang ada di Brebes. Serta tamu undangan lainnya. (*)