RADAR TEGAL - Musim kemarau saat ini ditambah fenomena alam El Nino berdampak pada produktvitas pertanian di Kabupaten Brebes. Ribuan hektar lahan pertanian di Brebes mengalami krisis air dan tidak bisa ditanami alias bero.
Luas lahan bero di enam kecamatan di wilayah Pantura Brebes itu mencapai 2.231 hektare. Dan lokasinya berdekatan di sepanjang ruas jalan tol Brebes-Pemalang.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes, Yulia Hendrawati dikonfirmasi awak media mengatakan, keenam kecamatan itu mulai dari sepanjang Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, Kersana, Wanasari, dan Kecamatan Brebes. Karena minimnya ketersediaan air, banyak lahan yang tidak ditanami oleh pemiliknya.
"Dampak El Nino itu ketersediaan air yang minim. Sebagian lahan sawah basah yang bisa ditanami lebih dari satu kali dalam setahun, dan ada sebagian yang tadah hujan," ungkapnya belum lama ini.
Dia menjelaskan, ribuan lahan yang tidak bisa ditanami tersebar di 20 desa di enam kecamatan tersebut. Seperti Desa Rungkang, Dukuhsalam, Tegongan, Kemurang Wetan, Sengon, Sidakaton, Karangreja, Luwungbata, Dukuhlo, Kluwut, Rancawuluh, Petunjungan, Sutamaja, Limbangan, Kemukten, Kramat Sampang, Sidamulya, Siasem, Pebatan, dan Brebes.
"Selain dampak dari El Nino, minimnya pasokan air juga dipengaruhi puluhan bendung irigasi yang rusak di wilayah selatan. Sehingga air tidak bisa mengalir ke wilayah utara" jelasnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan karena minim pasokan air membuat petani enggan menggarap sawahnya. Mereka justru membiarkan lahannya sambil menunggu datang musim hujan. Musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Oktober mendatang. Ia berharap di bulan-bulan tersebut para petani bisa kembali menggarap sawahnya dan tidak kekurangan air.
"Saat ini total memang ada 2.231 hektar lahan pertanian yang tidak bisa ditanami. Mudah-mudahan bulan oktober nanti bisa kembali ditanami," pungkasnya.***