Relawan SAR Bumijawa Kabupaten Tegal Minim Sarpras, Padahal Masuk Zona Merah Bencana

Kamis 07-09-2023,17:07 WIB
Reporter : Yeri Noveli
Editor : Khikmah Wati

Pasalnya wilayah Bumijawa sulit mendapatkan sinyal seluller. Terlebih saat masuk hutan, sangat dibutuhkan HT untuk koordinasi antar relawan SAR.

Para relawan SAR juga membutuhkan tali karmentel dan alat vertical rescue untuk evakuasi korban tenggelam di sumur. 

“Termasuk tandu, webing, pursik, carabiner, dan perlengkapan lainnya, seperti cangkul, golok, sabit, dan linggis. Kalau bisa, ada juga uang operasional untuk kegiatan penanganan bencana,” kata Khayi menambahkan.

Jumlah Relawan SAR di Kecamatan Bumijawa sekitar 60 orang. Mereka bekerja secara sukarela tanpa upah dari pemerintah. Mereka bergabung sebagai Tim SAR karena panggilan jiwa.

"Kami tidak ada bayarannya. Tapi kami selalu siap ketika dibutuhkan untuk menangani bencana," ujar Khayi.

BACA JUGA:Terdampak Fenomena El Nino, Kabupaten Tegal Kekeringan Hingga Bupati Turun ke Lapangan

BACA JUGA:Demi Merawat Bumi Relawan dan Pegiat Lingkungan Kebandingan Tegal Rela Punguti Sampah di Pinggir Jalan

Namun sayangnya, sarpras yang dibutuhkan tidak ada. Selama ini, Khayi mengaku hanya menggunakan alat seadanya saat menangani bencana.

"Seringnya ya pinjam alat milik warga di lokasi bencana," sambungnya.

Celakanya, ketika lokasi bencana jauh dari pemukiman warga, seperti kebakaran hutan, relawan hanya mengandalkan alat yang ada di alam. Walau dengan alat yang minim, para relawan tetap semangat untuk penanganan bencana. 

“Kami berharap ada bantuan alat rescue,” ucapnya.

Sementara, Camat Bumijawa Darmawan membenarkan sarpras Tim Relawan SAR Bumijawa sangat minim. Dia mengaku akan menyampaikan kebutuhan peralatan tersebut kepada dinas terkait. Selain itu, juga akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan dari CSR. 

“Kami terima kasih kepada para relawan SAR karena mereka secara sukarela sudah membantu penanganan bencana. Semoga apa yang dibutuhkan bisa segera dipenuhi,” tukasnya. ***

Kategori :