RADAR TEGAL - Dalam agama Hindu, Gunung Mahameru, menjadi tempat bersemayam Dewa Siwa, yakni Bathara Girinatha atau Raja Gunung. Salah satunya di Gunung Kelud, lokasi Candi Penataran.
Candi Penataran dibangun oleh lima raja dari kerajaan besar di Nusantara. Konon, dua di antaranya adalah jelmaan dari Bathara Girinatha, yakni Raja Kertajaya dan Raja Hayam Wuruk.
BACA JUGA:Candi Penataran Dijuluki Candi Negara, Ternyata Dibangun oleh 5 Raja Ini
Bahkan, Candi Penataran sendiri diyakini sebagai tempat penyatuan mereka dengan Bathara Girinatha. Karena itu, selain sebagai peredam amukan Gunung Kelud, candi ini juga menjadi sarana pemujaan Sang Hyang Ancalapati atau Dewa Siwa.
Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu candi yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai mitos 2 raja pembangun Candi Penataran sebagai jelmaan Raja Gunung.
BACA JUGA:3 Bangunan Suci di Gunung Sindoro, Bukti Wilayah Perdikan Jawa Kuno
Mitos 2 jelmaan Raja Gunung di Candi Penataran
1. Raja Hayam Wuruk dari Majapahit
Pada tahun 1334 M, Gunung Kelud meletus hebat. Momen itu bersamaan dengan lahirnya Raja Hayam Wuruk.
Karena itu, Prapanca mencatat letusan ini sebagai pertanda jelmaan Bathara Girinatha, atau Raja Gunung, atau Dewa Siwa, lahir ke bumi sebagai Raja Hayam Wuruk.
Ini adalah cerminan konsep dewaraja, yang berakar pada hubungan makrokosmos atau alam raya, dengan mikrokosmos atau manusia. Di mana mikrokosmos adalah bayangan dari makrokosmos.
Dalam makrokosmos, penguasa alam adalah Bathara Girinatha. Sementara itu, dalam mikrokosmos, penguasa manusia adalah Raja Hayam Wuruk.
BACA JUGA:Relief Penuh Dualisme, Inilah 3 Kisah Magis Era Akhir Majapahit di Candi Surowono
Bisa dibilang, Raja Hayam Wuruk adalah bayangan dari Bathara Girinatha. Maka, ketika Hayam Wuruk beribadah di candi ini, diduga yang terjadi adalah penyatuan antara sang raja dengan Bathara Girinatha, laksana bayangan yang menemukan objek aslinya.
Penyatuan inilah sebenarnya esensi Tantra, sehingga tidak mengejutkan bila relief panji sebagai personifikasi ajaran Tantra, banyak dipahatkan di candi ini, bersama ular naga sebagai personifikasi dari energi kundalini.