Ternyata Ahmad Amirullah juga sudah mempunyai pengalaman yang cukup dalam tata kelola negara. Antara lain Pangeran Cahyo Kusumo pernah bertugas lama sebagai carik atau sekretaris Raja Mataram 1645-1677, Sri Susuhunan Amangkurat Tegal Arum.
BACA JUGA:Ini Baru Keren! 5 Kecamatan Termaju di Kabupaten Brebes, Nomor 1 Sudah Bisa di Tebak
Setelah ibukota Kerajaan Mataram pindah dari Plered ke Kartasura, Pangeran Cahyo Kusumo aktif menyumbangkan tenaga dan pikirannya. Hingga kemudian dia terpilih sebagai bupati Kabupaten Brebes, yang merupakan daerah pemekaran baru.
Alumnus Fakultas Filsafat dan Fakultas Ilmu Budaya UGM itu melanjutkan b erbagai keunggulan tersebut tidak mengherankan terdaapt dalam diri Pangeran Cahyo Kusumo. Apalagi dalam dirinya mengalir aliran darah biru.
Menurut Purwadi, sang pangeran merupakan anak dari Pangeran Alit, sehingga Cahyo Kusumo juga merupakan cucu raja ketiga Mataram, Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Jika dengan Amangkurat I (raja Mataram pada 1646-1677), statusnya adalah keponakan.
Di sisi lain, trah Kesultanan Cirebon juga mengalir dalam darah bupati Kabupaten Brebes pertama, Cahyo Kusumo. Sebab, ayahnya lahir dari istri Sultan Agung yang asalnya Kesultanan Cirebon. Dia adalah Ratu Siti Karimah alias Ratu Mas Tinumpak Ratu Kulon.
BACA JUGA:Keren! 153 Kampung Keluarga Berkualitas di Brebes Tuntas Terbentuk Tahun Depan
Siti Karimah merupakan anak dari Raja Kesultanan Cirebon, Sultan Abdul Karim. “Dari sini jelas Pangeran Cahyo Kusumo benar-benar punya garis keturunan dengan Kasultanan Cirebon,” ucap Purwadi.
Garis keturunan yang dimiliki Cahyo Kusumo itu sekaligus menjawab mengapa rapat pemekaran Brebes digelar di Kraton Pakungwati. Lantas, mengapa dalam rapat tersebut delegasi Kesultanan Banten juga ikut hadir?
Garis keturunan yang mengalir dalam darah bupati Kabupaten Brebes, Cahyo Kusumo lagi-lagi menjadi alasannya. Ibu Cahyo Kusumo, Ratu Syarifah Winaon, adalah putri dari Raja Banten, Sultan Hasanudin.
“Keterangan ini menunjukkan bahwa Pangeran Cahyo Kusumo cucu kandung Sultan Hasanudin, Raja Banten dari jalur ibunya,” ujar Purwadi.
BACA JUGA:Mitos Waduk Malahayu Brebes, dari Air Jodoh Abadi Hingga Ular Besar
Adapun Kadipaten Surabaya yang hadir dalam rapat pemekaran memiliki andil yang tidak kalah serius. Menurut Purwadi, penguasa Surabaya merupakan sponsor dalam pemekaran kabupaten di Kesultanan Mataram.
Sejak memekarkan wilayah Kabupaten Tegal menjadi Kabupaten Brebes pada 1678, setelah itu banyak wilayah yang dimekarkan oleh Kesultanan Mataram. (*)