Misteri Gunung Sindoro: Konon Dipercaya Dihuni oleh Jin Baik dan Bidadari

Jumat 18-08-2023,22:30 WIB
Reporter : Anjarrizqi Tazkiyah Nugrahaini
Editor : Anjarrizqi Tazkiyah Nugrahaini

RADAR TEGAL   –    Legenda Gunung Sindoro telah menjadikan gunung yang menjulang gagah di antara deretan pegunungan di Jawa Tengah, menjadi pusat perhatian bagi para pencari petualangan dan para penggemar cerita yang penuh intrik.

Legenda Gunung Sindoro melingkupi berbagai aspek, mulai dari asal usul gunung itu sendiri hingga kisah-kisah tentang makhluk gaib yang menghuni lerengnya.

Legenda Gunung Sindoro telah menjadi daya tarik tersendiri, mengajak kita untuk menjelajahi lebih dalam, baik ke dalam rimba alamnya maupun ke dalam alam pikiran yang dipenuhi dengan cerita-cerita tak terbayangkan.

Berikut adalah informasi mengenai legenda  Gunung Sindoro yang dilansir dari kanal YouTube Berbagi Tahu oleh Radar Tegal.  

BACA JUGA:Misteri Gunung Kawi, Konon Dipercaya Bisa Memberikan Kekayaan dan Berkah

Profil dan puncak megah Gunung Sindoro

Gunung Sindoro , juga dikenal sebagai Shindara atau Sundoro, memiliki puncak yang mencapai ketinggian 3.136 meter di atas permukaan laut.

Gunung ini merupakan gunung vulkanik aktif yang berada di Jawa Tengah, dengan kota terdekatnya adalah Temanggung.

Gunung ini berdekatan dengan Gunung Sumbing dan terlihat dengan jelas dari Puncak Sikunir Dieng.  Di sebelah barat laut hingga selatan gunung ini, terdapat kawah dan jurang.  Salah satu kawah terbesar disebut "Kembang", yaitu kubah lava kecil di puncak gunung.

Asal nama dan riwayat letusan

Catatan letusan dimulai pada abad ke-19. Sejarah letusan gunung ini sebagian besar berjenis letusan ringan hingga sedang.

Nama "Sindoro" berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta, "Sundara", yang artinya indah.

Kata ini dipengaruhi oleh "Sundoro", yang memiliki makna cantik dalam bahasa Sanskerta, dan "Sundari" yang juga bermakna cantik dalam bahasa Jawa.

BACA JUGA:Petilasan Gunung Gambar: Tempat Pertapaan Mangkunegara I yang Menyimpan Rahasia Perang Melawan Belanda!

Letusan dan perubahan nama

Awalnya gunung ini dikenal sebagai Gunung K-23 Kidul Damalung, namun kemudian berganti menjadi Gunung Sindoro.

Letusan pertama yang tercatat terjadi pada tahun 1818, dengan letusan abu yang sampai ke pantai Pekalongan. Aktivitas vulkanik meningkat pada tahun 1882, 1883, 1923, 1930, 1963, 1970, dan seterusnya.

Pada tahun 2011 hingga 2012, terjadi semburan asap sulfatara di beberapa tempat di kawah Gunung Sindoro, serta meningkatnya aktivitas gempa vulkanik dan visual.

Status Gunung Sindoro naik dari status normal (level 1) menjadi status waspada (level 2) pada tanggal 5 Desember 2011, tetapi kemudian kembali turun menjadi normal pada 30 Maret 2012.

Mitos, makhluk gaib, dan peradaban kuno

Selain tantangan pendakian fisik, gunung ini juga memiliki cerita mitos dan misteri.  Terdapat legenda lokal yang mengisahkan tentang sebuah keluarga yang memiliki dua anak kembar dengan sifat yang bertolak belakang.

Salah satu anak berperangai sopan dan bijaksana, sedangkan yang lainnya cenderung nakal.  Anak yang nakal dihukum hingga bibirnya robek, sedangkan yang bijaksana dikenal sebagai Sindoro, yang berarti bijaksana dan santun.

BACA JUGA:Mengungkap Mitos Gunung Sindoro: Keajaiban dan Cerita Masyarakat Tentang Ratu Mayangsari

Ada pandangan bahwa Gunung Sindoro dihuni oleh makhluk gaib, dan cincin yang ditemukan di gunung ini diyakini sebagai kepunyaan Jin baik.

Selain itu, bunga edelweis di gunung ini diyakini memiliki aroma yang harum karena dijaga oleh bidadari.

Terdapat juga pandangan lain bahwa gunung ini dulu merupakan pusat peradaban Mataram Kuno, yang terhenti karena aktivitas gunung berapi.

Beberapa situs purba di Temanggung dan Wonosobo menunjukkan adanya peradaban kuno di wilayah ini.

Dengan puncaknya yang menjulang tinggi dan kisah-kisah tak terhitung yang terpintal di sekitarnya, legenda Gunung Sindoro terus memikat dan menginspirasi jiwa petualang dan pencari kebenaran. ***

Kategori :