Dalam budaya masyarakat Indonesia, ada kepercayaan bahwa salah satu cara untuk memanggil genderuwo adalah dengan cara yang cukup unik yakni membakar sate yang terbuat dari daging burung gagak.
Diyakini bahwa burung gagak adalah salah satu binatang peliharaan kesukaan genderuwo, sebagaimana manusia memiliki ayam peliharaan.
Proses ritual ini memiliki tata cara khusus yang diyakini dapat memicu kedatangan genderuwo.
Langkah-langkah ritual ini melibatkan penyembelihan burung gagak dengan pisau tajam, diikuti oleh proses persiapan daging seperti membuat ayam panggang.
Tahap penting lainnya adalah mengucapkan mantra khusus yang diyakini hanya dikenal oleh segelintir orang.
Dalam praktiknya, kerahasiaan mantra ini kerap dimanfaatkan untuk tujuan penipuan.
Tempat terbuka
Lokasi pemanggilan genderuwo juga memegang peranan penting dalam ritual ini. Diyakini bahwa tempat terbuka adalah pilihan terbaik, agar aroma dari daging burung gagak yang terbakar dapat tersebar dan diangkut oleh angin.