RADAR TEGAL - Juli 2023 lalu, wacana desain tol bawah laut Jawa Bali beredar luas di media sosial, TikTok. Tak butuh waktu lama, konten itu pun langsung viral.
Jalur itu konon akan menghubungkan antara Pulau Jawa dan Bali. Viralnya konten desain itu pun kembali membangkitkan mitos buruk jika dua pulau itu akan terhubung.
Desain tol bawah laut Jawa Bali yang viral tersebut merupakan unggahan akun TikTok @adi_harsono. Dalam tayangan tampak terowongan tol terbuat dari kaca anti pecah.
Terowongan itu terbuat dari kaca tebal sepanjang 2 kilometer (km). Konon akan dibangun di daerah poros Situbondo dan Banyuwangi, Jawa Timur.
Desain yang beredar sangat unik, karena dindingnya menggunakan kaca transparan antipecah. Terowongan kaca itu terbuat dari campuran nanopartikel silica (SiO2) dan bahan lainnya yang kuat.
BACA JUGA:Ditolak Masyarakat Bali, Ini yang Akan Terjadi Jika Pulau Jawa dan Bali Dibangun Jembatan Penghubung
Nantinya tol bawah laut itu akan berujung di Pantai Pura Segara Rupek, Buleleng, Bali. Pondasi tol informasinya akan menggunakan konsep Submerged Floating Tunnel (SFT).
Tol Jawa-Bali
Tayangan video desain terowongan kaca itu yang diunggah 15 Juli 2023 lalu. Hingga, Rabu 16 Agustus 2023 pukul 18.00 WIB, unggahan itu mendapatkan banyak atensi warganet.
Sedikitnya sudah mendapatkan komentar dari 5.363 akun dan disukai 42,6 ribu pengguna TikTok. Unggahan tersebut juga sudah dibagikan 15,6 ribu kali.
Viralnya desain terowongan tol bawah laut Jawa Bali tersebut, kembali mengingatkan banyaknya orang yang bertanya-tanya kenapa antara Pulau Jawa dan Bali tidak ada jembatan penghubung.
Padahal jarak antar keduanya yang paling pendek, hanya sekitar 5 kilometer. Tidak sedikit orang yang membanding-bandingkannya dengan Jembatan Suramadu.
Jembatan penghubung Surabaya dengan Madura. Jarak antara kedua pulau tersebut kurang lebih 4,35 kilometer, hampir sepadan dengan jarak terdekat antara Pulau Jawa dan Bali.
Padahal jika ada jembatan penghubung Jawa-Bali, akan memudahkan konektivitas kedua pulau. Sehingga jalur ekonomi maupun pergerakan wisatawan bisa lebih dinamis.