Keindahan Candi Borobudur Magelang, Dibangun Gaya Mandala dan Panel Relief Kamadhatu Ditimbun Tanah

Rabu 09-08-2023,20:51 WIB
Reporter : Suryatiningsih
Editor : Suryatiningsih

RADARTEGAL.DISWAY.ID Candi Borobudur memiliki ketinggian 42 meter yang  didirikan Raja Wisnu 770  Masehi selesai  pembangunannya  842 M dari Wangsa Syailendra. Bentuk candi Borobdur punden berundak terdiri 9 teras bertumpuk dengan enam teras berbentuk sangkar dan 3 pelataran ciri  khas bundar .

Kemudian terdapat 3 tingkatan candi  yang melambangkan kosmologi Buddha. Tidak hanya itu, Borobudur dihiasi ribuan panel reliel kurang lebih 2.672 panel hiasan relief dan masih banyak lagi  keindahan candi yang dibangun  Wangsa Syailendra ini

Dibangun Gaya  Mandala

Keindahan candi Borobudur Magelang adalah  arsitektur bangunan gaya Mandala. Diyakini gaya  bangunan arsitektur seperti itu  mencerminkan alam semesta  dalam kepercayaan  Buddha. Selain  itu, sisi keindahan candi Borobudur berbentuk kotak  denga empat pintu masuk dan titik pusat  berbentuk lingkaran.

Tingkatan Candi Borobudur

Hal  menarik dari keindahan Candi Borobudur  terletak pada tingkatan terdiri dari 3  zona yang terletak bagian luar. Alam Nirwana di bagian pusat  kemudian  dari 3 zona terdiri dari zona Kamadhatu,  zona  Rupadathu  dan zona Arupadathu

Zona Kamadhatu

Adalah  bagian  candi Borobudur  yang  terdapat 160  relief yang  menjelaskan Karmadhatu  Sutera. Yaitu  hukum sebab akibat,  sifat ,nafsu  manusia seperti penyiksaan dan fitnah.

Relief Kamadhatu terletak tingkatan paling bawah pada bagian kaki Candi Borobudur penuh misteri. Lantaran keberadaan panel-panel relief Kamadhatu yang ditimbun tanah dibagian pondasi tersembunyi.

Adegan Sutra  Karmawibhangga  atau hukum sebab akibat ada  di  tingkatan Kamadha. Tidak diketahui secara pasti seperti apa gambaran relief tingatan paling bawah kemudian alasan apa mengapa relief bagian ini ditimbun.

Zona Rupadhatu

Keindahan candi Borobudur Magelang lain terlihat pada zona Rupadhatu yang terdiri dari galeri  ukiran relief batu dan patung Budha. Zona Rupadhatu berada bagian tubuh   candi yang menggambarkan manusia dalam perjalanan meninggalkan alam  dunia menuju kesempurnaan

Ada 328 patung dengan beragam relief pada ukirannya, bahkan  menurut manuskrip Sansekerta 1300 reliief. Dari 1300  relief   yang paling terkenal di antaranya relief Gandhawayuha, Lalitawistara  kemudian relief Jataka.

Masih  banyak  lagi relief lainnya antara lain  relief    Awadana. Begitu beragam jenis dan macam relief-relief yang ada di zona Rupadhatu yang membentang  sejauh  2,5 kilometer  panjangnya.

Zona Arupadhatu

Pada tingkatan ketiga ada zona Arupadhatu terletak bagian puncak di lantai  8-1bangunan Candi Borobudur, Zona Arupadhatu sebagai   simbol alam atas tempat  tinggal para dewa kemudian menggambarkan tak terwujud.

Pada bagian puncak bangunan candi terdapat 72 stupa berbentuk lingkaran terus  lonceng terbalik dan patung Budha mengarah ke bagian luar candi. Dari 72 stupa terbesar berada di  puncak candi Borobudur dengan  diameter 9,9   meter dan tinggi 42 meter  dari  atas  tanah.                                                                               

Relief  Candi Borobudur Jadi Motif Batik

Begitu  indah relief-relief  yang ada di bangunan Candi Borobudur yang mencapai 1300 relief.  Keindahan Candi Borobudur Magelang, terutama relief mampu  menginspirasi pengrajin batik  untuk dijadikan motif batik.

Motif relief Candi Borobudur dimaksud di sini yakni motif kalpataru, motif  lotus mekar, motif vas teratai.  Inovasi ini dilakukan oleh 9 anggota  paguyuban  Batik Borobudur berlokasi di Dusun Ngaran I Borobudur  berdiri tahun 2015 bersama UNESCO.

Beberapa Relief Candi Borobudur Tidak Boleh Dijadikan Motif Batik

Meski beberapa  motif relief Candi Borobudur  bisa dijadikan motif batik,  tetapi bukan berarti semua relief.Menurut arkeolog Balai  Konservasi Borobudur  Hari Setiawan ada  sejumlah relief tidak boleh dikembangkan sebagai motif batik terutama relief  kelompok Naratif dan Dekoratif Simbol

Relief yang masuk kelompok  Naratif terdapat naskah keagamaan  Budha tidak boleh diigunakan  sebagai  motif batik yakni Karmawibangga, Jataka Awadan dan lainnya. Sementara  dekoratif simbol atau penghias antar relief  meliputi motif sulur gelung, pilaster 

Pengrajin hanya boleh  memakainya sebagai inspiratif, tetapi adegan relief budi pekerti pada manusia bisa digunakan.  Relief berisi adegan budi pekerti manusia antara lain monyet dan buaya dapat dimanfaatkan moti batik.*

 



Kategori :