Konon jika batik parang rusak ini dipakai saat pernikahan, dipercaya pernikahan tersebut akan penuh dengan cekcok dan perselisihan bahkan perpisahan.
Dari berbagai sumber literasi, sejarah motif batik parang rusak adalah garis demi garisnya memiliki nilai filosofis yang tinggi. Motif ini muncul pada abad ke-11.
Meski begitu ada versi lainnya yang menyebutkan bahwa motif itu sudah muncul saat abad 16-an. Dengan bentuk menyerupai ombak, yang berarti memiliki arti semangat pantang menyerah layaknya ombak yang tidak ada hentinya bergerak.
Apalagi motifnya yang seakan-akan tidak terputus-putus, yang melambangkan sebagai sebuah bentuk pertalian yang tidak akan terpisah. Garis lurus diagonalnya juga dipercaya sebagai lambang rasa hormat dan sigap serta telaten pada pekerjaan.
BACA JUGA:Pekalongan Harus Jadi Pusat Batik Dunia
Nah, terus kenapa ya motif batik parang rusak ini juga dipercaya bisa membawa kesialan pada pernikahan? Beberapa sumber mengatakan bahwa ini bisa saja karena batik dengan motif ini dahulunya cukup dikeramatkan.
Selain itu motif ini hanya dipakai oleh golongan tertentu dan acara tertentu, yang biasanya bukan pernikahan. Demikian informasi tentang mitos batik parang rusak yang tidak boleh digunakan pada saat acara adat pernikahan Jawa.(*)