RADAR TEGAL - Tanah Jawa hingga kini masih terkenal dengan tokoh mistis yang sakti bernama Calon Arang. Bahkan, salah satu situs candi di Kabupaten Kediri ini dianggap jadi petilasan ratu teluh tersebut.
Petilasan ratu teluh tersebut mereka namai dengan Situs Candi Calon Arang. Situs ini berada di tengah ladang tebu Desa Sukarejo, Kecamatan Gurah.
BACA JUGA:4 Fakta Candi Sari yang Mungil, Konon Jawa Tenggelam jika Lanjut Ekskavasi
Kepercayaan masyarakat setempat bahwa Situs Candi Calon Arang adalah petilasan ratu teluh ini muncul karena toponimi wilayah Gurah. Nama Gurah bagi mereka mirip dengan nama Girah dalam lontar Calon Arang.
Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu candi yang terkenal di Indonesia, tepatnya di Jawa Timur. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai 4 fakta situs Candi Calon Arang yang diyakini sebagai petilasan ratu teluh.
BACA JUGA:Konon Portal ke Majapahit, Ini 5 Fakta Menarik Candi Lawang
4 Fakta situs Candi Calon Arang
1. Tokoh fiktif Calon Arang
Calon Arang adalah janda dari Girah yang memuja Durga. Ia menyerang negeri Airlangga menggunakan teluh atau sihir jahat hingga membuat Mpu Baradha pun turun tangan untuk mengalahkannya.
Setelah kematian Calon Arang, wabah teluh pun punah. Atas biaya raja, ruwat desa digelar di Girah dan murid-murid Calon Arang yang bertobat menjadi wiku dari Mpu Baradha di sana.
Semenjak itu, Girah berubah menjadi tempat keagamaan yang suci. Namun, perlu diketahui bahwa Calon Arang bukanlah tokoh historis manapun, melainkan hanyalah tokoh fiktif dalam sastra Jawa Kuno.
BACA JUGA:Se-Epic Doctor Strange, Inilah 6 Tokoh Sakti Mitos Jawa bagai Penyihir
2. Kehistorisan lontar Calon Arang
Satu-satunya sumber tertua yang berisi kisah Calon Arang ini bertarikh 1540 M atau sekitar masa Majapahit akhir. Dengan kata lain, kisah tersebut ditulis 5 abad setelah zaman Raja Airlangga.
Hal ini berbeda dengan kisah dalam lontarnya yang berlatar di zaman Airlangga. Karena itulah, lontar Calon Arang dinilai sangat lemah dalam menjelaskan kesejarahan zaman Raja Airlangga.