Kisah Mbah Camuluk Temukan Tuk Jimat Kali Bulakan Bumijawa, Tradisi Jamasan Bede Ungkapan Terima Kasih

Jumat 04-08-2023,21:07 WIB
Reporter : Suryatiningsih
Editor : Suryatiningsih

RADARTEGAL.DISWAY.ID- Salah satu peninggalan sejarah di Kabupaten Tegal yakni Tuk Jimat  Kali Bulakan terletak di Desa Bumijawa, kecamatan  Bumijawa. Tuk Jimat  menjadi sumber mata air di desa itu sampai  sekarang tidak pernah  surut meski musim kemarau.

Dibalik itu   ada cerita   sejarah yang melegenda di kalangan masyarakat, bagaimana awal   asal-usul ditemukannya Tuk Jimat   Kali Bulakan . Berikut ulasan singkat kisah Mbah Camuluk temukan Tuk Jimat   Kali Bulakan Bumijawa dari berbagai sumber

Si Burunng   Bangau   Putih Penemu Bende

Awal kisah Mbah Camuluk temukan Tuk Jimat   Kali Bulakan ketika sedang mencari rating kayu kerng di kampung Bumijawa. Peristiwa itu terjadi pada   abad   17-18   Masehi saat sedang mengalami musim kemarau sawah-sawah   kering kemudian sumber air   juga sulit    dicari.

Lagi asyik mencari ranting kering, tiba-tiba   entah datang dari mana   muncul burung bangau mengitari suatu   tempat. Perilaku burung kuntul demikian menarik perhatian Mbah   Camuluk kemudian menghampiri burung tersebut

Sesampai   ke tempat itu si burung bangau putih terlihat mematuk-matuk benda tergeletak di   atas tanah. Hal tersebut Mbah   Camuluk penasaran membuat   Ia mengambil barang   baru saja dipatuk bangau.

Ternyata benda itu  adalah Kenong atau Bende kemudian kenong diangkat   oleh Mbah Camuluk   keluar air cukup deras.   Si burung bangau   putih penemu bende terus pergi entah kemana   setelah mematuk bende.

Sampai sekarang   mata air   Tuk Jimat Kali Bulakan tetap terawat   tidak hanya   bermanfaat masyarakat   Buwijawa saja,   tetapi masyarkat Kabupaten Tegal untuk irigasi sawah dan sumber air   minum. Di sekitar   sumber mata air terdapat pula pompa   hidrolik atau oleh masyarakat setempat menyebut   Kintelbuwek yang dibangun masa Kolonial Belanda tahun 1918 Masehi.

Ritual Tradisi Jamasan Bende

Waktu terus berlalu masyarakat Desa Bumijawa terus mengenang jasa Mbah Camuluk kemudian merawat bende yang   ditemukan waktu itu.  Tradisi Jamasan Bende kemudian    digelar sebagai ungkapan   terima kasih sebagai upaya menghargai   peninggalan sejarah atau karya seni budaya leluhur kepada generasi selanjutnya

Sementara,   Bende adalah sejenis gong kecil pada   gamelan Jawa terbuat dari perunggu atau   tembaga. Sedangkan Bende Camuluk   adalah Bende yang ditemukan disekitar lokasi   mata   air yang milik   Camuluk sehingga dinamakan Bende Camuluk.

Setiap tanggal 11   Rabiulawal masyarakat Desa Bumijawa menggelar tradisi   Jamasan Bende bertepatan   Maulud Nabi SAW . Tradisi ini diikuti seluruh masyarakat Desa Bumijawa berbondong-bondong datang ke mata   air bulakan.

Masyarakat   masuk   area Tuk Jimat   menyaksikan prosesi tradisi Jamasan Bende Jamasan kemudian mencari berkah dengan membawa air bekas jamasan. Tujuan peringatan Jamasan Bende untuk memperingati penemuan bende pada yang ditemukan pada tanggal 11 Rabiulawal oleh Mbah Camuluk.

 Prosesi Jamasan Bende begitu khikmad dan sakral masyarakat antusias mengikuti upacara berlangsung   di pusat mata   air. Bende dimandikan dengan aneka bunga   terus   aneka bunga ditaburkan pada pusara makam kemudian berdoa bersama-sama agar   acara maulud Nabi SAW berjalan lancar

Kemudian air cucian bekas mencuci bende diperebutkan yang   diyakini mengobati berbagai penyakit.Acara selanjutnya bersama-sama menikmati nasi tumpeng yang sebelumnya diarak ke sumber   air kemudian acara berakhir hiburan atraksi kuda lumping

Ketika acara Maulud Nabi digelar berlangsung   meriah, masyarakat tumpah ruah dijalan menyaksikan pawai arak-arakan bende keramat. Pawai menampilkan berbagai ornamen menggambarkan kisah kelahiran Nabi SAW dan    demikian tadi kisah Mbah Camuluk temukan  Tuk Jimat Kali Bulakan Bumijawa berlangsung meriah dan sakral.*

 

 

Kategori :