Kopi Arabika Lembut Bakir Luwijawa, Kuliner Khas Tegal yang Penting Dicoba dengan Citarasa Berbeda

Jumat 04-08-2023,22:39 WIB
Reporter : Suryatiningsih
Editor : Suryatiningsih

RADARTEGAL.DISWAY.ID --Berkunjung ke Tegal  kurang lengkap  jika tidak  menikmati kopi arabika Lembut Bakir adalah salah satu kuliner khas  Desa Luwijaya Kabupaten Tegal,Cita rasa yang berbeda dari  jenis kopi pada umumnya  membuat kopi asal Luwijaya cocok sebagai oleh-oleh  keluarga

Berasal dari Lampung

Sebelum mengenal kopi arabika Lembut Bakir ada baiknya memahami   asal    mulanya dan perlu ketahui bahwa   kopi itu berasal dariLampung. Wastar, warga   Tegal   merantau ke   Lampung selama 20 tahun kemudian pulang kampung membawa bibit kopi.

Jumlah bibit kopi   yang dibawa Wastar cukup banyak sekitar 1300 tanaman kopi dibudidayakan tahun 2000. Proses budidaya kopi alami tidak heran citarasa pun   khas dan berbeda dari jenis kopi lainnya

Kopi Arabika Lembut Bakir Bentuk Bubuk

Budidaya   tanaman kopi Luwijaya yang bibit berasal dari   Lampung pada perkembangannya mengalami   kemajuan. Terlihat saat panen perdana menjualproduk berupa bubuk dengan kemasan kertas merk Luwijaya.

Pemasaran pun juga terbatas hanya sekitar Jatinegara   dan belum luas. Kemasan kopi bentuk kertas bermerk Luwijaya dengan alasan agar   lebih kenal luas.Kopi yang berhasil   dibudidayakan di wilayah Desa   Luwijawa   memiliki   cita rasa khas kemudian icon kuliner khas   Tegal.  

Cafe Kopi Arabika Lembut Bakir

Sesudah sukses budidaya    dan membuat produk bubuk kopi memakai   merk Luwijaya. Ia kemudian terus   melakukan inovasi membuat kedai   kopi untuk memperluas penjualan kopi letaknya   di samping rumah dengan nama Cafe Lembut   Bakir

Hal menarik    dari kedai Kopi Arabika Lembut Bakir adalah lokasinya bersebelahan dengan kandang kambing. Bukan berarti tidak mau mencari tempat   layak dan strategis melainkan   memang disengaja dengan alasan dekat rumah.

Ide menciptakan kandang kambing sebagai lokasi berjualan kopi atau kedai   kopi   setelah   ada Festival Luwijawa. Entah inspirasi dari mana tiba-tiba, Ia mempunyai keinginan   menyulap kandang kambing menjadi kedai kopi.

Meski, lokasi   kedai kopi dekat    area kandang   kambing tidak terasa ada bau menyengat kotoran kambing. Keputusan menjadikan kandang kambing sebagai tempat usaha   kedai kopi tampaknya berhasil menarik perhatian pelanggan.

Pelanggan kopi terus   berdatangan dari Tegal dan sekitarnya hingga sekarang kedai   kopi   tetap buka yang   ditemani sama isterinya   merosting kopi.

Kopi yang   dijual di   kedai   kopi rasanya manis,   nikmat harga satu   cangkir Rp 5000 kemudian lokasi warung kopi Pak Wastar dan   Ibu   Tumini asyik untuk buat nongkrong

Jika, sedang berkunjung ke Tegal tidak   salahnya mampir dan singgah sejenak sekedar melepas lelah dan   istirahat sejenak.   Menikmati secangkir kopi Lembut Bakir di kedai Kopi milik Pak Wastar yang lokasinya   100 meter sebelah   kiri   gapura Desa Luwijawa.

Nantti akan menjumpai sebuah kedai kopi   sederhana   milik Pak Wastar. Bukan   hanya    sajian secangkir kopi   panas khas   Luwijaya   tetapi juga menyediakan sate kambing yang pasti rasanya enak  dan enak

Sajian   kopi Luwijaya   memang istimewa tidak selalu    menyajikan   dalam bentuk dengan kemasan   bubuk saja.   Jika kalau hanya   bubuk harga   per kilo gram Rp 80.000 yang biasanya dipasarkan ke     daerah Pemalang, Brebes dan Purwokerto

Durian Luwijaya

Kuliner khas   Luwijaya bukan hanya kopi kemudian juga durian Luwijawa yang bibit dibawa langsung   oleh   Pak Wastar. Rasa durian ini berbeda dari jenis lainnya,bahkan dinas   provinsi berupaya mengembangkan jenis durian Luwijawa tidak hanya   satu melainkan banyak atau beberapa

Itulah mengapa kemudian pihak Dinas pertanian Provinsi terus mempelajari agar   variatas   pohon durian Luwijawa terus bertambah banyak.   Itulah tadi ulasan singkat mengenai kopi arabika   Lembut Bakir Luwijawa Tegal   yang dikembangkan oleh Wastar dan bibitnya   dari Lampung. yang kini telah menjadi kuliner khas   Luwijawa  Tegal.*

 

.

 

Kategori :