RADAR TEGAL - Telaga Ranjeng, merupakan cagar alam yang menjadi salah satu objek wisata air potensial di Kabupaten Brebes. Tepatnya, berada di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan. Selain menjadi obyek wisata, Telag Ranjeng juga memilki mitos ikan kramatnya yang tidak boleh diambil.
Memiliki luas puluhan hektar, Telaga Ranjeng ini bisa dijadikan sebagai salah satu obyek wisata bersama keluarga. Dikelilingi hutan damar dan pinus yang mengelilingi telaga, menambah kesan rindang dan sejuk.
Meski menawarkan keindahan wisata air yang memukau, namun Telaga Ranjeng sendiri memiliki sejarah dan mitos yang hingga saat ini dipercaya oleh masyarakat sekitar.
Menurut Kepala Desa Pandansari Irwan Susanto, dari cerita di relaga tersebut ada ikan yang dianggap kramat. Yakni, ikan lele.
Di mana, keberadaan ikan lele tersebut menjadi ikan keramat yang ada di telaga tersebut. Konon, masyarakat meyakini jika ada yang mengambil ikan lele di telaga itu tanpa izin maka akan terjadi malapetaka atau musibah.
"Beberapa tahun yang lalu sempat ada kejadian. Saat itu, ada salah seorsng pengunjung yang mengambil ikan lele dan memakannya. Kemudian, tidak ada hujan atau apa, ada salah satu rumah terbawa angin puting beliung. Itu, benar terjadi," ujarnya, Kamis, 3 Agustus 2023.
Irwan menambahkan, seiring berjalannya waktu, saat ini, keberadaan ikan lele sudah berganti dengan ikan mas. Sama seperti ikan lele, ikan mas ini juga dilarang diambil.
"Ada juga kejadian, saat itu ada pengunjung yang mengambil ikan mas untuk berfoto, namun ikan itu jatuh. Selang beberapa hari, si pengunjung itu dimimpiin oleh ikan. Dengan memberikan pesan kalau diartikan dalam bahasa Indonesia 'Saya dikasih makan, kenang-kenang gak banyak juga nggak tapi badan saya pada sakit'. Karena, saat itu, ikan yang diajak berfoto itu jatuh," jelasnya.
"Dan setelah kejadian itu, keesokan harinya ikan itu pada nggak ada. Dan saya, mengikuti cerita itu. Tapi, selang berapa hari muncul lagi. Memang unik di Telaga Ranjeng," lanjutnya.
Kemudian, Irwan menambahkan, pada zaman dahulu ada sebuah pohon yang usianya ratusan tahun lalu. Saat itu, jik rantingnya pada berjatuhan akan menandakn ada beberapa orang yang sakit.
"Dan itu kejadian pas waktu saya masih SD dulu, sekitar pada tahun 90'an," jelasnya.
Dan baru kejadian, lanjutnya, saat akan pengambilan gambar menggunakan drone, dengan jarak ketinggian berapa meter itu tiba-tiba drone tidak bisa merekam. "Awalnya drone naik bisa merekam gambar sekitsr telaga, namun saat ketinggian berapa meter drone tiba-tiba goyang dan tidak bisa merekam. Nah, itu baru kejadian kemarin pas acara tradisi ratiban," pungkasnya.
Nah, itu tadi sedikit ulasan terkait sejarah dan mitos yang ada di Telaga Ranjeng. Semoga menambah informasi kita semua.***